REFLEKSI Pentingnya Konsep Diri (Self-Concept) yang Positif 30 May 2023 13:26

Anda pantas mencintai dan menghargai diri sendiri sebagai mahakarya Allah; hanya dengan mencintai dan menghargai diri sendiri, kita mampu mencintai serta menghargai orang lain dan alam semesta.
Oleh Valens Daki-soo
Memulai hari dengan doa dan "positive self talk" atau afirmasi diri dengan kata-kata positif adalah hal baik yang perlu dibiasakan.
Jika Anda selalu merasa diri negatif atau kurang menghargai diri sendiri (self disrespect), kemungkinan alam bawah sadar Anda perlu 'dibersihkan' dari rekaman memori negatif.
Jika Anda merasa tidak nyaman mengucapkan perkataan itu, berarti Anda sedang kurang/tidak aman, damai dan nyaman dengan diri sendri. Kemungkinan Anda punya "self concept" (konsep diri) yang buruk.
Adalah Carl Rogers (1902-1987), orang yang mengembangkan teori tentang konsep diri (self-concept).
Saul Mcleod, PhD menegaskan bahwa Rogers adalah seorang psikolog humanistik yang terkenal karena pandangannya tentang hubungan terapeutik dan teorinya tentang kepribadian dan aktualisasi diri.
Dalam sebuah artikel berjudul "Carl Rogers: Founder Of The Humanistic Approach To Psychology" (simplypsychology.org, 18 Mei 2023), Mcleod menulis, inti dari teori kepribadian Rogers adalah gagasan tentang diri atau konsep diri.
Konsep diri atau gagasan tentang diri didefinisikan sebagai "serangkaian persepsi dan keyakinan yang terorganisir dan konsisten tentang diri sendiri."
Diri adalah istilah humanistik untuk siapa kita sebenarnya sebagai pribadi. Diri adalah kepribadian batin kita, dan dapat disamakan dengan jiwa, atau psyche menurut Freud.
Menurut teori kepribadian Freud, psyche terstruktur menjadi tiga bagian (yaitu, tripartit), id, ego, dan superego, semuanya berkembang pada tahap yang berbeda dalam hidup kita. Psyche adalah sistem, bukan bagian dari otak, atau secara fisik.
Diri dipengaruhi oleh pengalaman yang dimiliki seseorang dalam hidupnya, dan interpretasi luar dari pengalaman tersebut. Dua sumber utama yang memengaruhi konsep diri kita adalah pengalaman masa kanak-kanak dan penilaian orang lain.
Rogers percaya bahwa agar seseorang “bertumbuh”, mereka membutuhkan lingkungan yang memberi mereka keaslian (keterbukaan dan pengungkapan diri), penerimaan (dilihat dengan penghargaan positif tanpa syarat), dan empati (didengarkan dan dipahami). .
Tanpa sifat-sifat ini, hubungan dan kepribadian yang sehat tidak akan berkembang sebagaimana mestinya, seperti pohon tidak akan tumbuh tanpa sinar matahari dan air.
Rogers meyakini bahwa setiap orang dapat mencapai tujuan, keinginan, dan hasratnya dalam hidup. Kapan, atau lebih tepatnya jika mereka melakukannya, aktualisasi diri terjadi. Ini adalah salah satu kontribusi terpenting Carl Rogers untuk psikologi, dan agar seseorang dapat mencapai potensinya, sejumlah faktor harus dipenuhi.
Menurut Rogers, kita ingin merasakan, mengalami, dan berperilaku dengan cara yang konsisten dengan citra diri kita dan yang mencerminkan seperti apa kita, diri ideal kita. Semakin dekat citra diri dan diri ideal kita satu sama lain, semakin konsisten atau kongruen kita dan semakin tinggi rasa harga diri kita.
Seseorang dikatakan berada dalam keadaan ketidaksesuaian jika sebagian dari totalitas pengalaman mereka tidak dapat diterima oleh mereka dan ditolak atau terdistorsi dalam citra diri.
Pendekatan humanistik menyatakan bahwa diri terdiri dari konsep-konsep unik untuk diri kita sendiri. Konsep diri mencakup tiga komponen:
Harga diri
Harga diri (atau kehormatan diri) terdiri dari apa yang kita pikirkan tentang diri kita sendiri. Rogers percaya bahwa perasaan harga diri berkembang pada masa kanak-kanak awal dan terbentuk dari interaksi anak dengan ibu dan ayahnya.
Citra diri
Bagaimana kita melihat diri kita sendiri, yang penting untuk kesehatan psikologis yang baik. Citra diri mencakup pengaruh citra tubuh kita terhadap kepribadian batin.
Pada tingkat yang sederhana, kita mungkin menganggap diri kita sebagai orang yang baik atau buruk, cantik atau jelek. Citra diri mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa dan berperilaku di dunia.
Diri-ideal
Inilah orang yang kita inginkan. Diri-ideal terdiri dari tujuan dan ambisi kita dalam hidup, dan dinamis – yaitu, selamanya berubah.
Cobalah katakan berulang-ulang, "Tuhan, terima kasih. Engkau jadikan saya baik, sehat, kuat, hebat, penuh berkat, bisa bermanfaat untuk sesama.
Syukur ya Tuhan. Engkau bikin aura saya bercahaya dan menghadirkan kedamaian bagi sesama, karena saya hidup dalam kuasa dan cinta-Mu yang dahsyat dan ajaib."
Ayolah. Anda pantas mencintai dan menghargai diri sendiri sebagai mahakarya Allah. Hanya dengan mencintai dan menghargai diri sendiri, kita mampu mencintai serta menghargai orang lain dan alam semesta.
Penulis adalah peminat filsafat dan psikologi, entrepreneur dan politisi
Komentar