Breaking News

LINGKUNGAN HIDUP Peringati HUT ke-29, Aktivis PMKRI Cabang Maumere Gelar Tanam Pohon di Desa Hoder 30 Jan 2023 15:53

Article image
Aktivis dan Anggota Penyatu PMKRI Cabang Maumere bersama masyarakat Desa Hoder, berpose bersama sebelum menanam pohon di sekitar Bendungan Waerita. (Foto: Dok.PMKRI Maumere)
"Gerakan PMKRI GO GREEN hanyalah titik kecil yang harapannya dapat menjadi pemantik gerakan serupa yang sporadis dan masif dilakukan di hari-hari yang akan datang," simpul Kapres Kriss.

MAUMERE, IndonesiaSatu.co-- Momentum peringatan Hari Ulang Tahun ke-29 Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Maumere Santo Thomas Morus tahun 2023 dirayakan dengan serangkaian kegiatan, di antaranya penanaman 500 anakan pohon bambu dan tanaman produktif lainnya, diskusi dan refleksi internal perjalanan PMKRI Maumere.

Saat dikonfirmasi media ini, Senin (30/1/2023), Sekretaris Jenderal (Sekjend) PMKRI Cabang Maumere, Robertus Belarminus N.B. Jawa, menerangkan bahwa kegiatan penanaman pohon bambu merupakan inisiatif dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sebagai wujud keprihatinan dan kepedulian PMKRI Cabang Maumere terhadap keutuhan alam dan lingkungan yang rentan terhadap bahaya banjir, longsor maupun abrasi.

"Sebagai Kado HUT PMKRI Maumere ke-29, bersama masyarakat dan Anggota Penyatu PMKRI, kami menanam pohon bambu dan jenis tanaman produktif lainnya di sekitar Bendungan Wairita, Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka," terang Sekjend Rony Jawa.

Sekjend Rony berharap, masyarakat sekitar dapat merawat tanaman-tanaman tersebut sehingga dapat bermanfaat baik untuk pencegahan banjir maupun berguna secara ekonomis.

Refleksi dan Aksi

Sementara itu, dalam keterangan tertulis kepada media ini, Ketua Presidium PMKRI Cabang Maumere periode 2021-2022, Kris Sologus Dami menekankan dua hal penting dalam momentum Dies Natalis tahun ini.

Pertama, dalam diskusi dan refleksi perjalanan 29 tahun PMKRI Maumere, kita hendak membangkitkan kenangan masa lalu tentang perjalanan panjang perjuangan para pendahulu yang digagas untuk mendirikan Rumah Juang ini.

"Sejarah, penting untuk diketahui oleh setiap generasi penerus perhimpunan, bukan sekadar untuk bernostalgia kenangan romantis masa lalu, namun dalam setiap kisah ada nilai yang dapat diwariskan dan hendaknya api perjuangan dapat terus terjaga dan diwariskan," ungkap Kriss.

Kedua, sadar akan bencana yang kerap melanda akhir-akhir ini, seperti bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Manado Sulawesi Utara sejak 27 Januari lalu, menjadi perhatian serius bagi PMKRI secara nasional.

Selain itu, lanjut Kapres Kriss, masalah polusi, perubahan iklim, masalah air bersih, hilangnya keanekaragaman hayati dan biodiversitas lahan, penurunan kualitas hidup, kemerosotan sosial, dan ketimpangan global, merupakan bentuk krisis ekologis yang terjadi sekarang.

"Penyebab dari krisis ekologis ini adalah manusia itu sendiri. Ada kesalahan cara pandang dan juga kesalahan tingkah laku manusia terhadap alam. Konsep dan tingkah laku manusia terhadap alam mempunyai korelasi sehingga terjadilah krisis ekologis. Krisis ekologis merupakan situasi mendesak yang harus diperhatikan," ujarnya.

Menurut Kapres Kriss, setiap elemen harus mencari solusi untuk mengatasi krisis ekologi, di antaranya konsep ekosentrisme.

Dijelaskan, Ekosentrisme merupakan cara pandang baru sebagai lawan terhadap cara pandang lama yakni antroposentrisme.

Konsep ekosentrisme memahami bahwa alam mempunyai nilai intrinsik; tidak dipandang hanya sebatas pada nilai keuntungannya bagi manusia, sebagaimana yang dipahami oleh paradigma antroposentrisme.

Kapres Kriss menyinggung, untuk melawan tingkah laku manusia yang merusak ekologi, Paus Fransiskus menawarkan pertobatan ekologis.

Pertobatan ekologis Paus Fransiskus, singgungnya, sebagaimana yang ditulis dalam Ensiklik Laudato Si’ mensyaratkan pengakuan dosa yang dilakukan manusia terhadap alam.

Pertobatan ekologis berarti membangun suatu hubungan yang sehat dengan membaharui kemanusiaan, pertobatan batin, rekonsiliasi dan pertobatan komunal.

"Hal paling sederhana yang dapat dilakukan saat ini adalah melalui upaya kuratif berupa konservasi tanah dan air. Gerakan PMKRI GO GREEN hanyalah titik kecil yang harapannya dapat menjadi pemantik gerakan serupa yang sporadis dan masif dilakukan di hari-hari yang akan datang," simpulnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

--- Guche Montero

Komentar