Breaking News

POLITIK Peringatkan Penyerang Jokowi, Ade Armando Singgung Soal Teori Disonansi Kognitif 30 Nov 2023 10:26

Article image
Ade Armando. (Foto: CNN Indonesia)
Ade mengatakan bila PDIP terus menerus melakukan serangan ke Jokowi, maka akan kehabisan waktu untuk mengambil suara rakyat.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co - Presiden Jokowi akhir-akhir ini menjadi sasaran empuk serangan oleh lawan-lawan politiknya, terutama berkaitan dengan pancalonan putra sulungnya Gibran menjadi cawapres.

Serangan secara terus-menerus justru dilakukan oleh orang-orang separtainya, yang menganggap Jokowi dan keluarganya telah berkhianat.

Politisi PSI Ade Armando angkat bicara soal banyaknya kritik dan serangan politik yang dialamatkan kepada Presiden Jokowi akhir-akhir ini.

Ade menghubungkan dampak bagi pihak yang terus-menerus melancarkan kritikan dan serangan politik dari perspektif teori disonansi kognitif.

"Jadi kalau terus menerus, ini ada tokoh yang populer, anda terus berusaha mengatakan 'orang ini punya kelemahan ini lah, itu lah, cawe-cawe lah, dia ingin membangun dinasti politik'," kata Ade Armando, dalam diskusi adu perspektif, Rabu (29/11/2033).

Menurutnya, akan ada orang yang percaya isu dalam kritikan tersebut, namun ada pula masyarakat yang tidak akan percaya karena telah mengetahui kinerja dan mendukung Jokowi.

"Ini ada teorinya nih, bahwa ada yang namanya cognitive disonance (disonansi kognitif), gini kira-kira, kalau saya nggak suka sama Bung Adi, tapi kemudian Anda menjelek-jelekan Bung Adi, yang saya lakukan kira-kira ada dua kemungkinan, saya percaya sama anda tapi kemudian ketika saya tidak percaya saya bilang 'lu aja yang sirik'. Itu teorinya basic banget buat orang psikologi," kata Ade Armando seperti dilansir detik.com (30/11/2023).

"Orang 9 tahun dia memimpin, terus tiba-tiba saja datang PDIP bilang dia itu berkhianat pada PIDP, nah masyarakat yang suka sama Jokowi kemungkinan nggak akan berubah sikapnya pada Jokowi," sambungnya.

Ade mengatakan bila PDIP terus menerus melakukan serangan ke Jokowi, maka akan kehabisan waktu untuk mengambil suara rakyat. Alih-alih memberi dukungan, menurut Ade, orang justru akan bersikap antipati.

"Kalau anda terus menerus menghabiskan waktu anda untuk menyerang, anda kehabisan waktu untuk menunjukan mengapa orang harus memilih anda, dan itulah yang ditunjukkan. AMIN nggak pernah nyerang sekarang-sekarang ini, menurut saya. Karena kubu AMIN tidak menyerang, orang melihat well, jadi menyelamatkan suara," kata Ade.

"Orang justru berantipati pada orang yang menyerang, itu yang justru menurut saya harus dijaga betul," tuturnya. ***

--- Simon Leya

Tags:
Ade Armando

Komentar