REGIONAL Prihatin Bencana Banjir Kalbar, Lidya Sartono: Jika Alam Dicemari, Hidup Akan Terancam 15 Nov 2021 08:29

Lidya berpandangan, di balik bencana yang melanda Kalbar terdapat pesan moril yakni bagaimana upaya revitalisasi alam sebagai wujud konkrit tanggung jawab ekologis.
KALBAR, IndonesiaSatu.co-- Bencana alam banjir yang melanda hampir semua daerah di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) yakni di Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang dan Kabupaten Kapuas Hulu menyedot perhatian dan keprihatinan publik.
Kepedulian negara terhadap bencana alam yang menimpa Kalbar direspon cepat oleh Menteri Sosial (Mensos), Tri Tismaharini yang selama empat hari meninjau langsung lokasi bencana banjir, membantu para korban terdampak bencana dan menyediakan dapur umum lapangan (dumlap) guna memenuhi kebutuhan warga Kalbar.
Tidak sedikit pihak yang menyatakan kepedulian dengan menggalang donasi dan posko bantuan.
Menanggapi bencana banjir yang melanda masyarakat Kalbar akibat meluapnya sungai Kapuas, Wakil Ketua Umum Vox Point Indonesia, Lidya Natalia Sartono, mengaku prihatin sembari memberikan catatan kritis-konstruktif.
Hal itu diutarakan Lidya dalam segmen bertajuk "Kontribusi Perusahaan Terhadap Masalah Banjir di Kalbar" yang ditayangkan melalui channel Youtube Goris Sahdan TV, Sabtu (13/11/2021).
"Kalimantan merupakan salah satu daerah di Indonesia yang dikenal kaya dengan sumber daya alam dan hutan yang luas. Namun perlahan menjadi daerah investasi oleh kehadiran perusahaan-perusahaan. Tentu Alam sebagai 'paru-paru dunia' perlahan-lahan tercemari akibat limbah pabrik, tambang, penebangan hutan (illegal lodging) serta hilangnya kawasan-kawasan konservasi," ungkap gadis asal Pala Hilir, Seberuang, -Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar ini.
Lidya mengaku, bencana banjir yang kini melanda Kalbar baru terjadi lagi setelah bencana serupa terjadi pada tahun 1963 silam.
Lidya tidak memungkiri bahwa selain karena faktor alam (curah hujan tinggi) yang mengakibatkan bencana banjir, namun kelestarian dan keutuhan alam Kalbar yang sudah banyak tercemar dan terkontaminasi, juga menjadi penyebab bencana banjir.
"Bencana ini hendaknya menjadi titik evaluasi bersama; baik soal tanggung jawab ekologis, masalah kedaulatan, transparansi antara pemerintah dan pihak perusahaan, serta hak-hak kearifan lokal yang mulai hilang. Bencana ini harus dilihat secara komprehensif dari sisi penyebab yang kompleks," kata mantan Ketua Pengurus Pusat PMKRI periode 2013-2015 ini.
Revitalisasi Alam
Lidya berpandangan, di balik bencana yang melanda Kalbar terdapat pesan moril yakni bagaimana upaya revitalisasi alam sebagai wujud konkrit tanggung jawab ekologis.
"Alam adalah rumah kita. Jika alam sudah rusak, maka hidup kitapun akan terancam. Apapun bentuk investasi yang bersentuhan langsung dengan sumber daya alam, harus mengedepankan kepentingan masyarakat, bukan sebaliknya masyarakat menjadi korban di buminya sendiri. Jangan sampai Amdal hanya formalitas belaka sehingga masyarakat terus dilanda bencana," sentilnya.
Tokoh perempuan Kalbar ini menegaskan bahwa butuh transparansi san sinergitas antara pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dengan pihak perusahaan maupun swasta guna menjamin hak-hak masyarakat atas tanah termasuk hak atas daerah-daerah konservasi.
"Butuh kerjasama dan sinergitas antara pemerintah, perusahaan dan masyarakat sehingga ada tanggung jawab terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi. Setiap bentuk perizinan harus perlu dikawal serius dengan tidak mengabaikan nilai-nilai kearifan lokal," imbuhnya.
Solidaritas Kemanusiaan
Terhadap situasi yang sedang melanda masyarakat Kalbar, aktivis perempuan dengan gelar Master Pendidikan ini mengajak semua pihak untuk bersama-sama menggalang solidaritas kemanusiaan guna meringankan beban para korban terdampak bencana banjir saat ini.
"Atas nama panggilan nurani, saya mengajak berbagai pihak untuk menggalang solidaritas kemanusiaan bagi masyarakat Kalbar, tanpa mengabaikan kontribusi pemerintah melalui kementrian, lembaga dan dinas terkait, lembaga DPR serta TNI dan Polri. Semoga bencana ini segera teratasi dan masyarakat Kalbar segera pulih dari situasi bencana ini," ajak buah hati dari pasangan Ibu Rosalia Yuliana dan Bapak Helarius Sartono ini.
--- Guche Montero
Komentar