INTERNASIONAL Prof Everett: Erectus Butuh Bahasa Ketika Berlayar ke Pulau Flores 27 Feb 2018 09:38

Prof Everett, mengklaim bahwa Homo Erectus yang hidup 1,8 juta tahun lalu sudah menemukan bahasa dan menggunakannya untuk berburu dan membuat perahu untuk menjelajahi pulu-pulau terpencil seperti Flores di Indonesia dan Creta.
PADA mulanya adalah kata. Dan kata pertama diucapkan oleh Homo Erectus, demikian pendapat terbaru yang kontroversial.
Pendapat tersebut berbeda dari apa yang diyakini sebagian besar ahli paleontologi bahwa bahasa pertama terbentuk seiring dengan evolusi Homo Sapiens sekitar 350.000 tahun lalu.
Daniel Everett, Profesor Global Studies, pada Bentley University, Massachusetts, pengarang buku berjudul How Language Began, seperti dilansir The Telegraph (20/2/2018) mengklaim bahwa para leluhur pertama kita pasti sudah bisa bicara satu sama sama lain.
Prof Everett, mengklaim bahwa Homo Erectus yang hidup 1,8 juta tahun lalu sudah menemukan bahasa dan menggunakannya untuk berburu dan membuat perahu untuk menjelajahi pulu-pulau terpencil seperti Flores di Indonesia dan Creta, di mana fosil ditemukan meskipun tidak pernah ada hubungan dengan Afrika.
Berbicara pada pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science (AAAS) di Austin, Texas, dia mengatakan: “Setiap orang berbicara tentang Homo Erectus sebagai seekor kera bodoh, namun apa yang mau saya tekankan adalah bahwa Erectus adalah makluk paling cerdas yang pernah menginjak Bumi.
“Mereka memiliki kemampuan merencanakan. Mereka membuat peralatan. Tetapi peralatan yang paling luar biasa yang dibuat Erectus adalah perahu untuk berlayar di lautan luas.
“Lautan tidak pernah menjadi halangan bagi Erectus untuk berlayar. Mereka menjelajahi dunia. Untuk itu mereka butuh keterampilan dan mereka butuh hidup dalam kelompok-kelompok yang minimal terdiri dari 20 untuk mencapai tempat-tempat yang dituju.
“Erectus membutuhkan bahasa ketika mereka sedang berlayar ke Pulau Flores. Mereka tidak dapat hanya menunggang di atas balok kayu yang mengapung karena dengan demikian mereka akan terjatuh ketika menghantam ombak. Mereka butuh kemampuan untuk mendayung.
“Dan bila mereka mendayung, mereka harus bisa mengatakan ‘dayung’ atau ‘jangan dayung’. Anda butuh komunikasi dengan simbol tidak hanya mendengus..”
Homo Erectus adalah anggota pertama dari genus kita, dan juga spesies pertama dari manusia.
Homo Erectus berdiri tegak di atas kaki setinggi 11 inchi, dan memiliki otak paling besar dibandingkan binatang yang pernah hidup, sekitar 950 CC, kurang lebih seukuran otak perempuan Eropa masa kini.
Mereka memiliki tempat tinggal yang canggih, dengan area terpisah untuk pengolahan tanaman dan binatang, maupun untuk tempat tinggal, tidur, dan terlibat dalam kegiatan bersama, kata Prof Everett di hadapan para delegasi.
Ada bukti bahwa mereka memiliki benda-benda simbolik. Sebuah ukiran tua seorang perempuan berusia 250.000 tahun ditemukan di Berekhat Ram, Israel.
“Mereka tentu saja tidak cakap bicara. Mereka hanya mungkin memiliki percakapan yang berbeda,” kata Prof Everett.
“Homo Erectus bicara dan menciptakan bahasa Model T Ford. Kita bicara bentuk Tesla, tapi bentuk Model T mereka bukanlah proto bahasa tapi bahasa yang sesungguhnya.
“Homo Erectus butuh pengamatan yang lebih, Homo Neanderthalis lahir dalam dunia bahasa. Homo Sapiens lahir dalam sebuah dunia bahasa. Kita hanya mewarisi apa yang Homo Erectus sudah temukan buat kita.”
Bagaimana pun Professor Chris Stringer dari The Natural History Museum di London, lebih skeptic sehubungan dengan klaim tersebut.
“Saya tidak terima bahwa, misalnya Erectus harus memiliki perahu untuk mencapai Flores,” katanya.
“Tsunami bisa saja memindahkan manusia pertama di atas rakit yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Saya kira Homo Heidelbergensis (manusia pertama lain yang hidup antara 600.000 dan 200.000 tahun yang lalu) memiliki kehidupan yang cukup lengkap sebagai syarat untuk bicara, meskipun tidak pada tingkat bahasa manusia modern. Dengan Erectus, ‘saya tidak yakin’.”
--- Simon Leya
Komentar