Breaking News

AGAMA Uskup Vincentius Sensi Potokota Resmi Buka Muspas VIII KAE 30 Oct 2021 13:06

Article image
Uskup Agung Ende Mgr Vincentius Sensi Potokota secara resmi membuka pelaksanaan Musyawarah Pastoral (Muspas) VIII Keuskupan Agung Ende (KAE). (Wim de Rozari)
Dikatakan Uskup Sensi, dalam rentang waktu yang terus bergerak "karakter Pentekosta Gereja" tetap konsisten mewarnai setiap tapak dan jejak misi abadi-Nya .

BAJAWA, IndonesiaSatu.co -- Bertempat di Gereja Mater Boni Consili ( MBC )  Bajawa, Uskup Agung Ende Mgr Vincentius Sensi Potokota secara resmi membuka pelaksanaan Musyawarah Pastoral (Muspas) VIII Keuskupan Agung Ende (KAE).

Pembukaan acara tersebut dilakukan secara virtual dan diikuti oleh peserta Muspas yang telah dibagi dalam tiga rayon masing-masing rayon Kemah Tabor Mataloko, Rayon Susteran Sang Timur Bejo, dan Biara OCD Bogenga.

Hadir langsung dalam perayaan tersebut di Gereja MBC Bajawa yang di Bupati Ngada Andreas Paru, Ketua DPRD Kabupaten Ngada Bernadinus Dhey Ngebu, Vikep Bajawa RD Yosep Daslan Moangkabu, Ketua Umum Panitia Pelaksana Muspas VIII KAE Paulus Soliwoa, Direktur Puspas KAE RD Aleks Tabe dan beberapa anggota Panitia Muspas VIII KAE.

Dalam sambutannya Uskup Agung Ende Mgr Vincentius Sensi Potokota mengatakan umat se-KAE khususnya yang sedang berhimpun di seputaran Kota Bajawa yang adalah Gereja yang oleh Konsili Vatikan II  dimengerti sebagai "Kommunio atau persekutuan umat" yang percaya pada Yesus Kristus.

Persekutuan umat KAE dengan segala kondisi kekiniannya, berbicara waktu sudah amat jauh dari titik kelahiran Gereja Kristus sebagai sebuah lembaga ilahi yang terus membumi dan menyejarah.

Dikatakan Uskup Sensi, menarik untuk disadari bahwa dalam rentang waktu yang terus bergerak "karakter Pentekosta Gereja" tetap konsisten mewarnai setiap tapak dan jejak misi abadi-Nya .

Janji penyertaan roh Pentakosta tetap nyata sepanjang sejarah dengan keajaiban-keajaiban yang memungkinkan gerakan bergereja dan menggereja tak pernah lekang oleh zaman.

Keberlanjutan eksistensi gereja Kristus dari masa ke masa tetap menjadi realitas berkah dari Allah untuk dunia sejagat.

Gerakan roh  Pentakosta sangat dirasakan dalam seluruh dinamika pergumulan ziarah persekutuan Umat gereja lokal KAE dan secara khusus melalui pengalaman Muspas ke  Muspas sejak tahun 1987 hingga saat ini.

Muspas VIII KAE yang tertunda hampir setahun karena tegak terkendala tragedi kemanusiaan global yakni  pandemi Covid-19.

Dijelaskan Uskup Sensi, Muspas adalah sebuah nama yang telah akrab oleh seluruh umat Keuskupan Agung Ende selama lebih 34 tahun belakangan.

 

Lembaga Pastoral Tertinggi

Muspus adalah Lembaga Pastoral Tertinggi Umat yang diwajibkan oleh Magisterium Gereja Katolik dalam perintah kanoniknya. Dalam delapan kali Muspas termasuk kali ini tetap konsisten menerapkan sifat Sinodal dalam bermusyawarah di mana pola proses menjamin keterlibatan seluruh umat secara meluas.

Dengan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan Muspas benar-benar diselenggarakan oleh tentang, dan untuk umat. Umat adalah subjek utama dalam seluruh prosesnya.

Jumlah peserta pada hari-hari puncak Muspas VIII kali ini memang amat diciutkan karena dalam kondisi normal bisa mencapai 500 orang namun dengan kondisi saat ini jumlah itu tidak bisa dilaksanakan namun yang hadir mewakili dan atas nama umat KAE yang kini berjumlah kurang lebih 470-an jiwa.

Muspas VIII KAE bertepatan dengan sinode para Uskup sedunia yang dicanangkan oleh Paus Fransiskus pada tanggal 10 Oktober 2021 yang disusun secara serentak di Keuskupan Keuskupan sedunia pada tanggal 17 Oktober 2021 lalu.

Langkah Bapak Paus bersifat "out of the box " , suatu gebrakan untuk menerapkan sifat sinodal dari sinode para uskup kali ini di bawah tema "Bagi Gereja : Sinodal, Partisipasi,Misi".

Pola proses button-up sebagai metodologi untuk membuka ruang bagi partisipasi dalam Umat Gereja -Gereja partikular seluruh dunia dan federasi federasi regional para tokoh Gereja.

Dirinya mengangkat pesan inspiratif dari Paus Fransiskus yang kiranya relevan juga untuk Muspas kali ini di mana Paus mengharapkan agar waspada dalam tiga kecenderungan yang tidak bersifat sinodal yakni formalisme, intelektualisme dan rutinitas standar zona aman.

Selain itu aspek seremony basa-basi contoh relevansi dan konektivitasnya dengan perkumpulan yang nyata di tengah-tengah tata dunia yang menjadi konsep hidup persekutuan Gereja serta rasa puas pada zona aman di mana menggereja dan bekerja secara rutin dan standar saja.

Persekutuan Gereja KAE telah menemukan diri sendiri melalui gerakan Muspas di mana metode bermusyawarah yang menempatkankan umat pada posisi subjek pelaku dan pelaksana utama.

Disadarinya bahwa muspas ke-VIII diselenggarakan dalam kondisi ancaman Covid-19 sehingga Uskup Agung Ende mengajar semua pihak yang terkait dan terlibat dalam pelaksanaan Muspas VIII KAE tersebut untuk tetap komit dan tanggung jawab bersama memastikan kepatuhan pada panduan protokol kesehatan yang telah terbukti efektif.

"Ini adalah komitmen kita bersama, komik kemanusiaan sebagai ungkapan iman yang hidup dan nyata tentang martabat luhur hidup manusia yang harus dibela," tutupnya.

Bupati Ngada Andreas Paru dalam sambutannya selaku tuan rumah mengatakan pemerintah dan seluruh masyarakat Kabupaten Ngada, sangat berbangga dan bergembira, karena Muspas Ke-8 KAE 2021, diselenggarakan di Kevikepan Bajawa dengan mengangkat tema; "Gereja Keuskupan Agung Ende dalam Semangat Communio dan Missio".

Tema Muspas menurut Bupati Andreas dimaknai sebagai momentum untuk terus mempererat kesatuan, saling memperhatikan dan saling membutuhkan di antara umat beriman yang merupakan wujud dari Gereja sebagai Tubuh Kristus. 

"Kita pun dipanggil untuk diutus mewartakan Injil Kerajaan Allah. Panggilan perutusan kita adalah untuk turut mewujudkan tatanan dunia baru, memajukan kesejahteraan umum,dan mewujudkan keadilan dan perdamaian,"ungkapnya.

 

--- Wim de Rozari

Komentar