Breaking News

REGIONAL Aktivis: Kemiskinan di NTT Berwajah Perempuan 19 Apr 2018 06:42

Article image
Para perempuan NTT sedang menganyam. (Foto: Ist)
Perempuan merupakan kelompok termiskin dan karena itu rentan terhadap berbagai persoalan berkaitan dengan kesejahteraannya.

KUPANG, IndonesiaSatu.co -- Persoalan kemiskinan di Nusa Tenggara Timur juga dapat digolongkan sebagai kemiskinan berwajah perempuan. Ini menyebabkan wajah NTT sebagai propinsi yang tidak ramah terhadap perempuan.

Keprihatinan ini disampaikan aktivis perempuan sekaligus Ketua Konsorsium Timor Adil Setara, Ansi D Rihi Dara dalam Diskusi ini yang diselenggarakan di Aula Harian Pagi Pos Kupang, di Kupang Kamis (19/4/2018) pagi.

Kemiskinan di NTT dapat dikategorikan sebagai kemiskinan berwajah perempuan, sebagai kelompok populasi terbesar di NTT. Perempuan merupakan kelompok termiskin dan karena itu rentan terhadap berbagai persoalan berkaitan dengan kesejahteraannya.

Data menunjukkan bahwa 93,3 perempuan NTT bekerja mengurus rumah tangga dan 70,4 persen tergolong pekerja tidak dibayar.

Hal ini didasarkan atas data BPS NTT dalam angka 2006, tentang jumlah penduduk berumur diatas 25 tahun menurut kegiatan utama dan jenis kelamin di NTT 2015.

“NTT merupakan propinsi yang tidak ramah terhadap perempuan dengan tingkat kekerasan terhadap perempuan terus meningkat. Data LBH APIK NTT 2013-2016 menunjukkan bahwa kekerasan seksual mencapai 284 kasus, KDRT 35 kasus dan kasus perdagangan orang  sebanyak 88 kasus," kata Ansi, Kamis (19/4/2018). 

Di bidang kesehatan pada tahun 2014 sesuai data Dinkes NTT 2015, menyebutkan terdapat 124  ibu NTT meninggal atau sekitar 13-14 perempuan per bulan dan kematian bayi 1.282 prang atau 106 - 107 bayi per bulan.

Sementara itu data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) NTT menunjukkan terdapat  970 orang ibu rumah tanggal di NTT terinfeksi HIV/AIDS dalam 10 tahun terakhir 1997-2017.

Ansi berharap kedepan, perempuan di NTT bisa mendapatkan haknya dengan baik dan tidak lagi terbaikan dalam aspek apapun.

--- Redem Kono

Komentar