Breaking News

SASTRA AKU MELIHAT TUHAN 05 May 2024 15:03

Article image
Ilustrasi gambar Bunda Maria. (Foto: Catholic News Agency)
Aku melihat Tuhan Dalam hadir dan sapa-mu, para sahabat sejati.
Di cakrawala kubaca
Pesan cinta tanpa kata,
Pada bilah-bilah cahaya surya
Terpantul energi bagi segala.
Siapa gerangan membentang pelangi warni-warna
Di angkasa raya
Dan mengukir kerinduan di jiwa kita?
 
Aku melihat Tuhan
Saat merekah fajar pagi,
Di biru langit nan seksi,
Pada gulungan ombak yang pecah satu-satu mengecup bibir pantai,
Di perahu kecil nelayan tua yang merenda hari-hari dengan sabar hati,
Jauh dari hingar-bingar korupsi.
 
Aku melihat Tuhan
Di setiap relung derita
Dia memapah mereka yang hilang asa,
Menggendongmu kala harapan padam dimakan malam,
Menyingkap bulan yang terkubur di balik dukana,
Mendekap semesta dengan cinta maha daya.
 
Aku melihat Tuhan
Di tiap tetes air mata
Yang jatuh dalam pasrah
Mereka yang sakit dan tiada harapan untuk pulih lagi,
Dia menyuap mereka dengan energi rohani,
Memberi pelukan terhangat membelai hati.
 
Aku melihat Tuhan
Di pucuk-pucuk jagung petani,
Berkat yang menyembul di bulir-bulir padi,
Harapan yang menjulang bersama jati dan mahoni,
Juga pemulung pengais rejeki setiap rembang petang dan pagi.
 
Aku melihat Tuhan
Di binar mata gadis yang berseri bagai teratai,
Para perempuan yang indah dalam kelembutan hati,
Tahan uji dan tegar meniti hari-hari.
Pun para guru yang berdedikasi tiada usai.
 
Aku melihat Tuhan
Di wajah para imam yang masih meluang waktu berdoa Rosari*,
Tak hanya asyik bermain iPad atau BlackBerry,
Agar tetap terarah pada Yang Suci.
 
Aku melihat Tuhan
Di dalam segala yang memercik Daya Ilahi.
Di medan politik dapatkah aku melihat Tuhan?
Harusnya ya, jika berpolitik dengan nalar, nurani dan nilai.
 
Aku melihat Tuhan
Dalam hadir dan sapa-mu, para sahabat sejati.
 
Kayuputih,
5 Mei 2013
 
Valens Daki-Soo
 
Tags:
Puisi

Komentar