INVESTASI Danantara Prioritas Investasi Sektor Mineral dan Energi Enam Bulan ke Depan 19 Jul 2025 22:40
"Mineral dan energi kemungkinan akan menjadi sektor yang akan kami eksekusi kesepakatannya untuk enam bulan ke depan,” kata Stefanus.
JAKARTA, IndonesiaSatu.co-- Daya Anagata Nusantara atau Danantara akan fokus pada sektor mineral dan energi untuk enam bulan ke depan, dengan mengutamakan hilirisasi mineral seperti nikel dan berkolaborasi dengan Pertamina di sektor energi.
Sektor lain seperti infrastruktur digital, kesehatan, dan jasa finansial juga dipertimbangkan Danantara untuk dua hingga tiga tahun ke depan.
Sementara Pertamina menawarkan 19 proyek senilai 9,25 miliar Dolar AS kepada calon investor, dengan fokus pada ketahanan energi dan pengembangan bisnis rendah karbon.
Managing Director Investment Badan Pengelola Investasi Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja, menyampaikan bahwa sektor yang menjadi fokus dalam waktu 6 bulan ke depan.
Menurut Stefanus, terdapat dua isu yang menjadi fokus perhatian.
“Mineral dan energi kemungkinan akan menjadi sektor yang akan kami eksekusi kesepakatannya untuk enam bulan ke depan,” kata Stefanus dalam Pertamina Investor Day di Jakarta, Rabu (17/7/2025).
Menurut Stefanus, sektor mineral mencakup program hilirisasi yang bertujuan untuk menghasilkan nilai tambah terhadap hasil sumber daya alam Indonesia.
Dijelaskan, mineral yang diutamakan yakni nikel, aluminium, bauksit, dan tembaga. Terkait dengan sektor energi, Stefanus menjelaskan bahwa sektor tersebut meliputi energi baru dan energi terbarukan, mencakup minyak dan gas bumi, hingga petrokimia. “Untuk sektor kedua ini (energi), penting bagi kami untuk berkolaborasi dengan Pertamina,” ujarnya.
Selain kedua sektor tersebut, Stefanus menerangkan bahwa Danantara telah meninjau sektor lainnya yang akan menjadi fokus sovereign wealth fund tersebut untuk dua hingga tiga tahun ke depan.
Sektor lain yang dimaksud meliputi infrastruktur digital, utamanya data center; sektor kesehatan untuk menjaga ketangguhan industri kesehatan dalam negeri, yang mencakup fasilitas pengolahan plasma darah, jaringan rumah sakit dan lain-lain.
“Kemudian untuk jasa finansial, kemungkinan dalam 12 bulan ke depan kami akan fokus pada gagasan sekuritisasi untuk memperluas kapasitas perbankan dan layanan keuangan di Indonesia,” ucap Stefanus.
Danantara juga menyoroti sektor-sektor lainnya seperti infrastruktur, utilitas, properti, serta pangan dan pertanian.
Dalam forum tersebut, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menawarkan 19 proyek senilai 9,25 miliar Dolar AS atau setara Rp 150 triliun kepada calon investor dan mitranya.
“Akan ada kesempatan untuk berinteraksi dengan subholding Pertamina dan menjajaki kerja sama bisnis dalam 19 proyek senilai 9,25 miliar Dolar AS,” kata Simon.
Simon menjelaskan, terdapat dua pilar yang menjadi fokus jangka panjang Pertamina. Pilar pertama yakni memaksimalkan bisnis yang berorientasi pada penguatan ketahanan energi nasional, termasuk sektor hulu, kilang, dan distribusi bahan bakar.
Sementara pilar kedua yakni mengembangkan bisnis yang rendah karbon melalui pengembangan biofuel, perluasan energi panas bumi, uji coba teknologi baru, dan peningkatan produk kimia.
--- Guche Montero
Komentar