Breaking News

REGIONAL Dukung GENTASKIN Atasi Stunting dan Kemiskinan Ekstrem, Gubernur NTT Serukan Kolaborasi Lintas Sektor 15 Jul 2025 20:21

Article image
Gubernur NTT, Melki Laka Lena. (Foto: Dok. Ist)
"Mari kita bersinergi mengentas stunting dan kemiskinan ekstrem dari NTT. Ayo bangun NTT,” ajak Gubernur Melki.

KUPANG, IndonesiaSatu.co-- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, menyerukan semangat kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi dua tantangan utama yang masih membelit provinsi kepulauan tersebut, yakni persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem.

Seruan dan ajakan tersebut disampaikan Gubernur Melki saat menutup sekaligus memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat dan Gerakan NTT Tuntas Stunting dan Kemiskinan Tahun 2025 yang berlangsung di Hotel Harper, Kupang, Senin (14/7/2025).

Kegiatan tersebut turut menandai penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama atau Memorandum of Understading (MoU) antara LLDIKTI Wilayah XV dan Pemerintah Daerah Sumba Barat Daya, Manggarai Timur, serta Timor Tengah Selatan (TTS) untuk pelaksanaan program KPT Kosabangsa dan KKN Tematik "Gerakan Tuntas Stunting dan Kemiskinan Ekstrem (GENTASKIN).

Ruang Akademik dan Realitas Masyarakat

Dalam sambutannya, Gubernur Melki menekankan pentingnya kehadiran perguruan tinggi dalam menjembatani ruang akademik dengan realitas masyarakat di desa.

Menurut Gubernur, perguruan tinggi tidak hanya berperan dalam mengajar dan meneliti, tetapi juga wajib hadir untuk mengabdi dan mentransformasi kehidupan sosial masyarakat.

“Ilmu harus menjadi akar yang menyatu dengan kehidupan masyarakat. Kampus hadir bukan hanya untuk mengajar dan meneliti, tetapi juga untuk mengabdi dan mentransformasi masyarakat,” kata Gubernur.

Melalui program KKN Tematik Gentaskin, sebut Gubernur Melki, mahasiswa diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu mengedukasi masyarakat, khususnya dalam meningkatkan kesadaran tentang gizi, kesehatan keluarga, dan produktivitas ekonomi.

Mengutip data dari BPS dan Kementerian Kesehatan, Gubernur mengatakan bahwa tantangan NTT saat ini cukup kompleks. Tingkat kemiskinan masih berada di angka 19,02%, kemiskinan ekstrem 2,82%, rata-rata lama sekolah 8,02 tahun, dan prevalensi stunting masih tinggi yakni 37,0%.

“Di mana ada stunting tinggi, di situ kemiskinan ekstrem juga terjadi. Ini dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan,” ujarnya.

Untuk itu, Gubernur Melki menekankan bahwa penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem tidak bisa dilakukan secara sektoral, melainkan membutuhkan kolaborasi menyeluruh antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, lembaga riset, BUMN, LSM, dan seluruh lapisan masyarakat.

Menurutnya, salah satu prioritas pembangunan daerah yang diusung adalah penguatan Posyandu Tangguh sebagai pusat komando layanan kesehatan dasar di desa.

Gubernur Melki juga menyoroti pentingnya pemberdayaan ekonomi lokal sebagai langkah nyata mengatasi kemiskinan. 

Ia mengajak perguruan tinggi dan pemerintah daerah untuk memetakan potensi desa serta mengembangkan produk unggulan lokal.

“Bayangkan, hanya dari air mineral saja, kita bisa menyerap miliaran rupiah dari luar NTT setiap tahun. Padahal, kita punya sumber daya untuk produksi sendiri,” ujarnya.

Gubernur Melki terus mendorong konsep “One Village, One Product” bahkan lebih spesifik menjadi “One Community, One Product” untuk memperkuat ekonomi desa. 

Pemerintah Provinsi juga sedang menyiapkan jaringan distribusi lokal bernama “NTT Mart”, yang akan menjadi wadah pemasaran produk-produk asli daerah.

Menutup arahannya, Gubernur Melki berharap semangat kolaborasi yang terbangun dalam forum tersebut tidak hanya berhenti pada seremoni, tetapi berlanjut pada aksi nyata di lapangan.

Gubernur optimis, program "KPT Kosabangsa dan Gentaskin" dapat menjadi model nasional dalam pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrem berbasis kampus dan komunitas.

“Semoga ini menjadi tonggak transformasi desa menuju masyarakat yang sehat, mandiri, dan produktif. Mari kita jaga semangat kolaborasi ini agar NTT benar-benar maju, sehat, cerdas, sejahtera dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Gubernur juga mengajak seluruh elemen untuk tidak hanya berpikir dalam ruang rapat, tetapi turun langsung menyentuh akar persoalan di masyarakat.

“Mari kita bersinergi mengentas stunting dan kemiskinan ekstrem dari NTT. Ayo bangun NTT,” ajaknya.

--- Guche Montero

Komentar