Breaking News

INFRASTRUKTUR Menko AHY: Indonesia Tidak Sekadar Bereaksi Tapi Sedang Membentuk Perubahan 13 Oct 2025 18:58

Article image
Menko AHY, di acara Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2025, Jumat (10/10/2025). (Foto: Humas Kemenko Infra)
Menko AHY menekankan bahwa ketahanan pangan menjadi prioritas nasional melalui penguatan food estate, modernisasi irigasi, serta penataan tata guna lahan yang produktif.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa keberlanjutan sejati harus dibangun di atas tiga fondasi utama, yaitu pangan, air, dan energi.

Ketiganya menjadi pilar dasar menuju transisi hijau dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

“Jika kita sungguh-sungguh dalam membangun keberlanjutan, kita harus mulai dari fondasi setiap masyarakat: pangan, air, dan energi. Inilah fondasi kehidupan. Tanpa ini semua, tak satu pun bangsa dapat membangun masa depan yang adil dan berkelanjutan,” ujar Menko AHY, di acara Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2025, Jumat (10/10/2025).

Dalam pidatonya, Menko AHY menekankan bahwa ketahanan pangan menjadi prioritas nasional melalui penguatan food estate, modernisasi irigasi, serta penataan tata guna lahan yang produktif.

Di sisi lain, pemerintah juga menargetkan akses air bersih universal di seluruh kawasan perkotaan pada tahun 2045, sejalan dengan kebijakan nasional untuk mengurangi ekstraksi air tanah dan meningkatkan investasi jaringan perpipaan.

Sementara di sektor energi, Indonesia telah menetapkan arah transisi menuju sistem tenaga yang lebih bersih melalui RUPTL 2025–2034, yang akan menambah 69,5 gigawatt kapasitas listrik baru, dengan tiga perempatnya berasal dari energi terbarukan dan penyimpanan energi.

Menko AHY menegaskan bahwa ketiga pilar tersebut menjadi dasar bagi pembangunan ekonomi hijau yang tumbuh tanpa mengorbankan lingkungan.

“Keberlanjutan bukan hanya tentang melindungi lingkungan, melainkan tentang bagaimana kita tumbuh, bagaimana ekonomi kita bisa lebih cepat, lebih efisien, dan lebih bersih sekaligus. Ekonomi yang berkelanjutan adalah ekonomi yang mendorong kemajuan tanpa menguras sumber daya yang menopangnya. Dalam hal ini, keberlanjutan adalah panggilan moral sekaligus strategi ekonomi,” ungkapnya.

Dalam konteks pertumbuhan hijau, Indonesia terus mendorong dekarbonisasi transportasi melalui pengembangan biofuel, kendaraan listrik, dan transportasi publik rendah emisi. Selain itu, hilirisasi industri juga diarahkan agar mengurangi emisi karbon tanpa mengorbankan industrialisasi, sehingga dapat mendorong nilai tambah industri tanpa menurunkan daya saing global.

Di akhir sesi, Menko AHY menyampaikan bahwa masa depan harus terjamin dengan ketersediaan pangan, air, dan energi bersih yang andal serta terjangkau. Masa depan juga harus kompetitif dengan mobilitas yang efisien, hilirisasi yang lebih dalam, dan industri yang melakukan dekarbonisasi seiring pertumbuhannya.

Selain itu, masa depan juga harus layak untuk diinvestasikan dengan sumber daya manusia yang terampil, daftar proyek yang kredibel, serta model pembiayaan yang mampu mengubah ambisi menjadi aset nyata di lapangan.

“Izinkan saya menutup dengan keyakinan yang menjadi panduan bagi kerja kami. Dari infrastruktur hingga industri, dari irigasi pedesaan hingga transportasi perkotaan, dari pulau-pulau terluar hingga kota-kota terbesar—Indonesia tidak sekadar bereaksi terhadap perubahan; kita sedang membentuknya. Kita hadir bukan sebagai penonton, melainkan sebagai mitra dan pembangun solusi, yang berkomitmen pada masa depan di mana kemakmuran dan keberlanjutan saling menguatkan,” tutupnya.

Tahun ini, ISF 2025 mengangkat tema “Berinvestasi untuk Dunia yang Tangguh, Berkelanjutan, dan Sejahtera” dan memiliki lima pilar utama, yaitu: industri pertumbuhan hijau, ketahanan dan transisi energi, ekosistem pangan yang berkelanjutan dan tangguh, keamanan air, serta konservasi alam.

Pembukaan ISF 2025 turut dihadiri oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani; Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo; Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman Suryanagara; Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu; Wakil Menteri Dalam Negeri, Ribka Haluk; Ketua Umum KADIN, Anindya Bakrie; serta UN Secretary General’s Special Envoy on Water, Retno Marsudi.

ISF 2025 dihadiri oleh lebih dari 4.200 peserta dari 52 negara, terdiri atas perwakilan pemerintah, BUMN, pelaku usaha, akademisi, investor global, lembaga keuangan, dan organisasi internasional. Forum ini menghadirkan 49 pembicara, yang terdiri atas 17 pembicara nasional dan 32 pembicara internasional, termasuk para pemimpin perusahaan global, lembaga multilateral, dan tokoh dunia di bidang keberlanjutan. *

--- F. Hardiman

Komentar