Breaking News

INTERNASIONAL Gempa Myanmar, PBB Kerahkan Bantuan Kemanusiaan 31 Mar 2025 00:24

Article image
Kondisi bangunan runtuh akibat gempa dasyat di Myanmar. (Foto: Reuters)
“Pemerintah Myanmar telah meminta dukungan internasional, dan tim kami di Myanmar sudah menghubungi untuk mengerahkan sepenuhnya sumber daya kami di wilayah tersebut guna mendukung rakyat Myanmar,” ujar Sekjend PBB Antonio Guterres.

MYANMAR, IndonesiaSatu.co-- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai mengerahkan seluruh upaya untuk membantu Myanmar setelah negara itu diguncang gempa bumi bermagnitudo 7,7 pada Jumat (28/3/2025).

“Pemerintah Myanmar telah meminta dukungan internasional, dan tim kami di Myanmar sudah menghubungi untuk mengerahkan sepenuhnya sumber daya kami di wilayah tersebut guna mendukung rakyat Myanmar,” ujar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Sabtu (29/3/25).

Guterres menyebut, PBB memiliki tim di lapangan guna membantu penanganan pasca-gempa.

Sementara itu, juru bicara Badan Kerja Sama Pembangunan Internasional China mengatakan bahwa China telah memutuskan untuk memberikan bantuan kemanusiaan darurat sebesar 100 juta Yuan (sekitar 13,9 juta Dolar AS) kepada Myanmar guna mendukung upaya pemulihan pasca-gempa bumi.

Atas permintaan Pemerintah Myanmar, China juga akan mengirimkan dua tim penyelamat dan memasok barang-barang yang sangat dibutuhkan di daerah-daerah yang terdampak; seperti tenda, selimut, peralatan pertolongan pertama, makanan, dan air minum.

Menurut badan itu, batch pertama pasokan tersebut dijadwalkan akan dikirim pada Senin (31/3/25). China akan memberikan bantuan lebih lanjut berdasarkan kebutuhan Myanmar.

Menurut Tim Informasi Dewan Administrasi Negara Myanmar, data terkini korban gempa yakni sebanyak 1.644 orang tewas, 3.408 orang terluka, dan 139 orang lainnya masih hilang.

Pemerintah Rusia menyatakan telah mengirim dua pesawat yang ditumpangi petugas penyelamat, staf medis, dan tim K9 ke Myanmar setelah gempa bumi dahsyat mengguncang negara itu.

Tim Kementerian Situasi Darurat yang beranggotakan 120 orang tersebut mencakup personel dari unit udara Centrospas dan Pusat Operasi Penyelamatan Risiko Khusus Leader. Kelompok tersebut juga mencakup ahli anestesi, psikolog, dan anjing terlatih.

Operasi penyelamatan tersebut dikirim berdasarkan perintah dari Menteri Situasi Darurat, Alexander Kurenkov dan Presiden Vladimir Putin, setelah Myanmar meminta dukungan internasional untuk menangani bencana gempa bumi tersebut.
 

--- Guche Montero

Komentar