Breaking News

NASIONAL Ilham Habibie: ICMI Menuju Indonesia Emas 2045 19 Nov 2021 16:23

Article image
Ilham Habibie. (Foto: Makassar Today)
ICMI mesti melahirkan calon pemimpin bangsa dari berbagai tingkatan, dekat dengan masyarakat dan inspiratif dalam memberikan motivasi bagi kaum muda.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Melewati usia lebih dari tiga dekade, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) telah memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara.

Dalam perjalanan waktu, ICMI tetap menjaga tiga pilar utama yang menjadi ciri khusus ICMI yakni KEISLAMAN, KEINDONESIAAN dan KECENDEKIAWAN-nya.

Tantangan dan peluang silih berganti dihadapi ICMI dalam tiga dekade sejak didirikan almarhum Bapak BJ Habibie dan kawan-kawan seperjuangannya.

Eksistensi ICMI menjadi semakin diperlukan menuju 100 tahun Indonesia merdeka untuk terus menggerakan roda NKRI agar keberanekaragaman suku bangsa, ras, agama dan golongan tetap dipelihara sesuai dasar negara kita Pancasila dan UUD 1945. 

Namun, perubahan peradaban yang tercermin dalam akselerasi perkembangan IPTEK yang merambah ke segenap sendi kehidupan memacu ICMI untuk terus berbenah diri dan tidak mau ketinggalan kereta pembangunan bangsa yang mengandalkan teknologi dan inovasi.

Singkat cerita, ICMI dalam kurun waktu ini, menuju 100 Tahun Indonesia merdeka, harus melahirkan kader-kader, tokoh dan pemimpin yang menguasai teknologi dan inovasi.

Dalam kesempatan webinar 17 November 2021 lalu yang diselenggarakan Forum Dialog Nusantara/FDN langsung dari Perpustakaan Habibie Ainun, banyak pemikiran konstruktif yang dipaparkan para narasumber seperti Dr. Ing. Ilham Habibie (saat ini Wakil Ketua Umum ICMI yang juga Ketua Dewan Penasihat FDN, pembicara utama Menteri Agama RI yang diwakilkan  Prof. Kamaruddin Amin, Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Prof. Nasaruddin Umar, Imam Besar masjid Istiqlal, Prof. Burhan Magenda, Guru Besar Ilmu Politik UI dan Dr. Agustinus Prasetyantoko, Rektor Unika Atmajaya.

Ilham Habibie menekankan peranan ICMI yang mesti kolaboratif dengan perkembangan jaman, melek iptek dan dapat menjadi  mitra sekaligus memberikan masukan strategis dan kritis bagi pemerintah.

 

Melahirkan calon pemimpin bangsa

ICMI dalam kurun waktu tiga dekade mesti melahirkan calon pemimpin bangsa dari berbagai tingkatan, dekat dengan masyarakat dan inspiratif dalam memberikan motivasi bagi kaum muda yang saat ini masuk dalam era informasi teknologi digital yang tak terelakkan.

Seperti yang canangkan Bapak Presiden Jokowi yang meluncurkan Visi Indonesia 2045 yang disebut menjadi Indonesia Emas. Proyeksiny, ekonomi Indonesia tumbuh dengan rerata di atas 5%, PDB terbesar ke 5 dunia tahun 2045, tingkat partisipasi angkatan kerja 2045, dan bebas kemiskinan akut tahun 2040 serta mendorong rasio gini diangka 0,34.

Sesuai harapan Presiden Jokowi, maka Ilham Habibie mengajak kader ICMI untuk bahu membahu saling mendukung dalam kiprah membangun bangsa dengan menguasai IPTEK dan Inovasi.

Hal ini diperkuat oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Prof. Kamaruddin Amin, yang khusus memberi penekanan pada kebersamaan anak bangsa, toleransi antar umat beragama dan sesitivitas menghadapai perubahan global dan Indonesia mesti dapat bersaing dan menghilangkan paham radikalisme . Tentu saja di era medsos yang tak terbatas, mestinya kita tidak termakan beita hoax yang dapat meretakan kesatuan hidup berbangsa.

Dari perspektif keislaman, Prof. Nasaruddin Umar memberi aksentuasi khusus mengenai dialog antar umat beragama di Indonesia sebagai negara yang multi etnis, multi agama dan golongan. Justeru keberagaman pemikiran diantara golongan justeru harus dikemas dalam seni kehidupan bersama sebagai umat , baik dalam pemikiran maupun dalam tiindakan nyata.

Menurut A. Prasetyantko, Rektor Atmajaya, organisasi manapun di negeri kita ini masih di bawah bayang-bayang kekuatan atau kekuasaan negara, sehingga kita tak punya pilihan lain selain menjadi bermitra dengan negara. Tentu saja dalam arti positif, yakni memberikan pemikiran yang solutif, bukan saja kritis tetapi ada jalan keluarnya.

Apalagi di jaman teknologi dan inovasi yang sudah masuk mendalam ke setiap sendi kehidupan bernegara. Hendaknya pandemic Covid 19 ini mengantar kita ke gerbang transformasi . Namun, organisai ilmiah, intelektual tentu harus tetap mandiri, kritis .

Dalam sesi diskusi, khusus Prof. Burhan Magenda memberi saran agar ICMI dapat berperan lebih aktif di masa pandemi Covid19 ini agar kontribusi nyata dapat dirasakan masyarakat, alias tidak hanya di meja diskusi saja.

“Diskusi yang memilih topik “ICMI, Menuju Indonesia Emas 2045”, kali ini terasa lebih spesial menjelang Silatnas ICMI awal Desember 2021. Para pembicara yang berasal dari latar belakang keilmuan beragam dapat memberikan pencerahan dan masukan bagi kader ICMI ke depan bagi pembangunan jiwa dan raga masyarakat Indonesia secara seimbang. Kami pun mengucapkan selamat mempersiapkan Silatnas ICMI dan sukses penyelengaraannya kelak”, tegas Justino Djogo, Direktur Eksekutif Forum Dialog Nusantara diakhir diskusi.

--- Simon Leya

Komentar