Breaking News

OPINI Kompol Cosmas Kaju Gae: Anda Juga (Di)Korban(kan)! 04 Sep 2025 20:35

Article image
Kompol Cosmas Kaju Gae. (Foto: Ist)
Saya mau bilang ini sebagai pamungkas: Anda bukan pembunuh. Anda hanya ada di tempat yang salah dan pada waktu yang salah.

Oleh Valens Daki-Soo*

 

Sudah banyak tulisan dan video tentang saudara kita pengemudi ojol yang menjadi korban insiden lindasan Rantis Baracuda milik Brimob. Kita semua prihatin dan berduka karena kejadian yang tidak semua orang kehendaki itu. Yang "senang" dengan kejadian itu hanyalah mereka yang inginkan terciptanya "riot" (kerusuhan) dan "chaos" (kekacauan) demi kepentingan dan agenda mereka.

Namun, saya merasa perlu menulis catatan khusus ini dari perspektif korban yang lain (saya tekankan: "korban"), seorang polisi, anggota Brimob, anggota Densus 88/Antiteror Polri yang oleh Sidang Dewan Etik Polri sudah dijatuhi hukuman berat: Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) alias dipecat. 

Ya, namanya Komisaris Polisi (Kompol) Cosmas Kaju Gae, putra bangsa asal Ngada Flores. Kompol di Polri itu setara dengan Mayor TNI. Dengan pangkat itu Kosmas adalah perwira menengah (Pamen) di Polri dari satuan Brigade Mobil (Brimob). Dia berlatar belakang dari Gegana, unit elite Brimob yang punya spesifikasi khusus untuk antiteror. Belakangan dia sempat menjadi Komandan Batalyon (Danyon) di lingkup Resimen Pelopor, pasukan pemukul Brimob. 

Oleh karena kemampuannya, termasuk kemahiran menembak yang prima, Cosmas juga direkrut menjadi anggota Densus 88/Antiteror Polri. Densus adalah satuan/detasemen khusus yang paling berprestasi di Polri. 

Dalam sebuah artikel opini saya di media terkemuka KOMPAS beberapa tahun lalu, saya antara lain menulis: Citra Polri masih cenderung negatif di mata masyarakat. Densus 88-lah yang menaikkan reputasi Polri dengan prestasi dalam penanganan aksi teror dan penanggulangan terorisme, baik dalam penumpasan di lapangan maupun deradikalisasi teroris -- bekerja sama dengan MUI, NU, Muhammadiyah dan dunia kampus.

Kembali ke Cosmas. Dia adalah salah satu polisi pilihan. Dia hebat di Brimob dan Densus 88/Antiteror Polri.

Dia dan teman-temannya bergerak ke Poso, Ambon dan tempat-tempat lain demi kepentingan NKRI. Dia juga pernah ikut dalam pasukan perdamaian PBB dari Indonesia mewakili Polri di Timur Tengah.

Sebagai pribadi saya mengenal dia sebagai orang baik, rendah hati dan penuh dedikasi. Polisi yang ramah dan tidak sok jagoan, meski dia jago benaran.

Jasanya besar bagi negara ini, namun betapa menyakitkan, dia dikorbankan petinggi Polri, mungkin untuk menyenangkan publik. Ini penilaian subyektif saya, namun saya yakin orang-orang yang mengenal atau empatik dengan Cosmas punya pandangan yang sama.

Saya menulis begini karena saya ingin publik tahu, dia bukan polisi tanpa prestasi untuk NKRI. Dia bukan pembunuh seperti Sambo. Dia jadi korban suatu peristiwa yang dia sendiri tidak kehendaki.

Dari perspektif psikologi, tim polisi di Rantis itu pasti berada dalam tekanan yang kuat akibat situas massa yang "chaotic". Menghadapi amuk massa lebih sulit dibanding kita menghadapi teroris. Kalau terhadap amuk massa, petugas bisa ragu dan ada dalam dilema. Jika hadapi teroris, kita tanpa ragu bisa tangkap atau kalau mereka lawan, ya kita berondong saja. Selesai! 

Saya mendapat info (semoga saya tidak salah dapat info itu, karena saya sedang jauh di Flores), dia sendiri sebenarnya mau diselamatkan oleh Rantis itu. Atas permintaan ajudannya, Cosmas (dan timnya) yang lagi dikejar massa naik ke Rantis tersebut. Malah upaya menyelamatkan ini berujung musibah.

Azi (Adik) Cosmas, saya tetap bangga dan respek padamu. 

Saya mau bilang ini sebagai pamungkas: Anda bukan pembunuh. Anda hanya ada di tempat yang salah dan pada waktu yang salah.

Namun, tetaplah kuat dan tenang, Azi Cosmas. Kita, pria Flores, adalah lelaki tangguh dan paling berani berjuang untuk kebenaran. 

Anda hebat, Azi. Anda jadi korban keadaan.

Kita lihat saja nanti.

Salam Damai untuk NKRI yang kita cintai.

 

 * Penulis adalah pengusaha, pengamat pertahanan dan keamanan

Komentar