AGAMA Paus Leo XIV Resmi Nobatkan Carlo Acutis jadi Santo Milenial Pertama Gereja Katolik 07 Sep 2025 22:50
Pengakuan Acutis sebagai Beato saat itu menyentuh banyak orang muda Katolik.
VATIKAN, IndonesiaSatu.co-- Paus Leo XIV resmi menobatkan Beato Carlo Acutis sebagai Santo, bersamaan dengan Kanonisasi Pier Giorgio Frassatti yang berlangsung di lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (7/9/2025).
Kanonisasi yang berlangsung agung itu diwarnai dengan kerumunan besar orang yang melambaikan plakat dan bendera bergambar Acutis.
Pemuda Italia berusia 15 tahun yang meninggal akibat leukimia pada 2006 lalu itu, kini sah menjadi Santo.
Kanonisasi Acutis sebelumnya direncanakan pada 27 April lalu. Namun prosesi ini ditunda saat Paus Fransiskus meninggal. Paus Fransiskus kala itu sempat menjuluki Acutis sebagai influencer Tuhan.
Julukan itu mengingat Acutis menggunakan ketrampilan komputernya untuk menyebarkan kesadaran akan iman Katolik. Ia membuat situs web guna mendokumentasikan laporan mujizat.
Sang ibu, Antonia Salzano, berkata dirinya yakin kehidupan dan keyakinan putranya beresonansi dengan generasi muda, terutama mereka yang berselancar di dunia digital yang kompleks.
"Carlo adalah pesan harapan, karena Carlo berkata, 'Ya, kamu harus menggunakan (internet) untuk kebaikan'," kata Salzano dalam sebuah wawancara dengan CNN.
Salzano berkata, Acutis sadar akan kecanduan gim video dan memilih untuk main PlayStation seminggu sekali hanya selama satu jam.
Acutis, lanjut dia, pernah berkata bahwa semua orang terlahir orisinil tetapi banyak yang mati sebagai fotocopy.
"Kita masing-masing istimewa, ada panggilan, misi. Jika kita tidak menyadari misi yang telah diperjuangkan Tuhan sejak kekekalan bagi kita masing-masing... kita berisiko berakhir seperti fotokopi orang lain," imbuhnya.
Sementara itu, Acutis dilaporkan menyembuhkan anak laki-laki Brasil dari cacat lahir. Anak yang tidak dapat makan secara normal dilaporkan sembuh setelah sang ibu berdoa pada Acutis agar anaknya sembuh.
Mujizat kedua dikaitkan dengan laporan kesembuhan gadis dari Kosta Rika yang mengalami trauma kepala setelah jatuh dari sepeda. Sang ibu berdoa di makam Acutis di Assisi dan anaknya sembuh.
Acutis meninggal akibat leukimia pada usia 15 tahun pada 2006 lalu.
Belasan tahun usai kematiannya, jenazah Acutis digali lalu dibungkus lilin sehingga menyerupai dirinya semasa hidup.
Ia pun ditempatkan di dalam sarkofagus kaca di Gereja Santa Maria Maggiore, Assisi.
Sebuah fragmen jantungnya diambil sebagai relik dan dipajang di berbagai negara di seluruh dunia.
Pada akhir Juli sampai awal Agustus 2025, relik dipajang di Gereja San Marcello al Corso, dalam sebuah acara remaja di Roma.
Pengakuan Acutis sebagai Beato saat itu menyentuh banyak orang muda Katolik dalam gelaran itu.
"Saya merasa memiliki hubungan yang lebih dekat dengannya karena saya lahir pada tahun kematiannya," kata Gary Friesen dari Kanada.
"Dia sangat bersemangat dengan internet, media sosial, dan situs web untuk penginjilan. Saya juga punya hobi yang sama dengannya, dan di Instagram saya berusaha menyebarkan Injil sebaik mungkin."
--- Guche Montero
Komentar