Breaking News

MEGAPOLITAN Pemprov DKI Jakarta Catat Prestasi di World Cities Culture Forum (WCCF) 09 Oct 2025 06:35

Article image
Pemandangan Kota Jakarta. (Foto: Ist)
Jakarta terpilih sebagai satu dari 19 kota dunia yang berpartisipasi dalam Leadership Exchange Programme (LEP) putaran ketiga, yang digagas oleh World Cities Culture Forum (WCCF).

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali mencatat prestasi di tingkat internasional. Kali ini, Jakarta terpilih sebagai satu dari 19 kota dunia yang berpartisipasi dalam Leadership Exchange Programme (LEP) putaran ketiga, yang digagas oleh World Cities Culture Forum (WCCF).

Pada putaran ini, Jakarta bekerja sama dengan Kota Milan mengusung tema Public Art and Co-Creation. Kolaborasi ini menyoroti peran penting kerja sama antara lembaga budaya dan masyarakat dalam menghadirkan karya seni publik yang tidak hanya mencerminkan identitas lokal, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga di kalangan warga.

Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary menyampaikan, keikutsertaan Jakarta dalam program ini menjadi momentum untuk memperkuat peran budaya dalam membentuk karakter dan wajah kota.

"Kami berharap, kolaborasi ini dapat menghadirkan karya seni publik yang tidak sekadar hadir sebagai karya, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga dan kedekatan emosional terhadap budaya Jakarta,” ujar Miftah di Jakarta, pada Selasa (7/10).

Sejak pertama kali diluncurkan pada 2018, Leadership Exchange Programme telah memberdayakan lebih dari 185 pemimpin dari 22 kota di seluruh dunia. Program ini terbukti mendorong replikasi kebijakan yang sukses, menumbuhkan ide-ide inovatif, dan mempercepat perubahan positif bagi pembangunan kota.

Partisipasi Jakarta dalam LEP 2025 menjadi bukti komitmen Pemprov DKI dalam menjadikan kebudayaan sebagai pilar utama pembangunan perkotaan. Hal ini sejalan dengan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 yang menempatkan Jakarta sebagai Kota Global dan Berbudaya.

Melalui LEP 2025, Jakarta mengangkat program “Titik Temu” (The Meeting Point) sebagai tema pertukaran dengan Milan. Program ini dirancang untuk mengintegrasikan kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya di tingkat komunitas atau kampung, sekaligus memperkuat jejaring antarwarga.

Program “Titik Temu” juga menjadi langkah strategis dalam mendukung peningkatan posisi Jakarta sebagai Kota Global. Saat ini, Jakarta berada di peringkat ke-74 dari 156 kota dunia dan menargetkan masuk dalam 20 besar pada 2045.

Melalui inisiatif ini, Jakarta berupaya mengaktifkan titik-titik budaya di 44 kecamatan dan 267 kelurahan agar tumbuh menjadi pusat budaya yang hidup, berkelanjutan, dan inklusif. Selain itu, program ini juga menjadi bagian dari upaya memperkaya pengalaman budaya warga menjelang perayaan 500 tahun Jakarta pada 2027, dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat.

Selain Jakarta dan Milan, sejumlah kota besar lain juga terpilih dalam program LEP 2025, seperti London, New York, Barcelona, São Paulo, Toronto, hingga Dubai. Secara keseluruhan, partisipan program ini mencakup 19 kota dunia, antara lain Amsterdam, Boston, Cologne, Guangzhou, Kyiv, Los Angeles, Montréal, San Francisco, Stockholm, Vancouver, dan Warsawa.

Pendiri sekaligus Ketua World Cities Culture Forum, yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota London Bidang Kebudayaan dan Industri Kreatif, Justine Simons OBE, menuturkan, kegiatan ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi antarkota dapat melahirkan perubahan besar.

“Ketika para pemimpin kota berbagi ide terbaik dan belajar dari praktik nyata, kita mempercepat transformasi dan membuka potensi budaya untuk membangun masa depan kota yang lebih baik,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur WCCF, Laia Gasch, menambahkan, kota-kota di dunia kini menghadapi berbagai tantangan global, mulai dari pertumbuhan penduduk, migrasi, hingga perubahan iklim dan ketimpangan sosial. “Untuk menjawab tantangan tersebut, kolaborasi dan pembelajaran antarkota menjadi hal yang sangat penting. Leadership Exchange Programme hadir untuk memperkuat kerja sama dan mempercepat perubahan,” ungkapnya.

Adapun topik utama dalam LEP 2025 meliputi berbagai isu strategis, antara lain:

  • Membangun ekonomi malam yang tangguh (Amsterdam, Cologne, Dubai, Guangzhou, London, San Francisco, Stockholm, Toronto);
  • Mengembangkan silver economy (Guangzhou, London);
  • Menata ulang praktik peringatan di ruang kota (Amsterdam, London, New York, Kyiv, Warsawa);
  • Mendukung tenaga kerja ekonomi kreatif (Boston, São Paulo);
  • Menciptakan seni publik berbasis ko-kreasi (Jakarta, Milan);
  • Menjadikan jalan utama ramah pejalan kaki (Barcelona, London);
  • Mengembangkan kota film yang sukses (London, Los Angeles, New York, Montréal, Toronto, Vancouver).

Sebagai informasi, World Cities Culture Forum merupakan jaringan global yang menghimpun para pemimpin dari lebih 45 kota kreatif di enam benua. Forum ini menjadi wadah pertukaran pengetahuan, kebijakan, dan riset untuk memperkuat peran budaya sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan.

WCCF memandang budaya sebagai “benang emas” dalam kehidupan kota yang mempererat komunitas, meningkatkan kesejahteraan, menarik wisatawan, dan memperkuat perekonomian. Melalui forum ini, kota-kota dunia, termasuk Jakarta, berkolaborasi untuk membangun masa depan yang inklusif, kreatif, dan berdaya saing.

 ---R.Kono

Komentar