Breaking News

PERTANIAN Tingkatkan Kebutuhan Benih Unggul Padi Sawah, 20 Hektar Sawah di Wewaria Diberdayakan 16 Feb 2021 00:27

Article image
Kegiatan Penanaman Benih Unggul Padi Sawah di Desa Mautenda, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende. (Foto: BPP Welamosa)
"Desa harus menjadi penyanggah, kelompok tani harus menjadi lokomotif utama. Saatnya petani menjadi pelaku utama pembangunan dalam mendukung swasembada pangan," tandas Felix.

ENDE, IndonesiaSatu.co-- Dalam rangka memenuhi kebutuhan benih unggul padi sawah di Kabupaten Ende dan Kabupaten lain di NTT, Dinas pertanian Kabupaten Ende melalui UPTD perbenihan yang berkolaborasi dengan BPP Welamosa, Kecamatan Wewaria, memberdayakan kelompok tani binaannya yakni Wuamesu I, dalam kegiatan perbanyakan benih unggul padi sawah di Desa Mautenda, Kecamatan Wewaria seluas 20 hektar (ha).

Koordinator BPP Welamosa, Felix Meko menerangkan bahwa kegiatan perbanyakan benih yang terjadi pada Kamis (11/2/2021), dimulai secara simbolis dengan penanaman perdana oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende dan Dandim 1602 Ende bersama Camat Wewaria, yang berlangsung di Dusun Aegana, Desa Mautenda. 

Adapun varietas padi yang dibudidayakan yakni varietas ciherang label ungu untuk menghasilkan padi label biru sebagai benih sebar yang akan digunakan pada musim tanam Asep dan Okmar tahun 2021-2022.

Camat Wewaria Paulus A. Nggarang, S. Sos dalam sapaanya mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung kegiatan tersebut dan bersama BPP Welamosa berusaha untuk memberdayakan petani di desa lain agar dapat menjadi penangkar lokal.

"Dengan menjadi penangkar benih diharapkan agar Kecamatan Wewaria menjadi pusat perbenihan unggul padi sawah untuk memenuhi kebutuhan benih di kabupaten Ende bahkan kabupaten lain di NTT, juga dapat meningkatkan pendapatan petani," harap Paulus.

Penyedia Benih Unggul di NTT

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende, Ir. Marianus Aleksander, dalam arahannya mengatakan bahwa berdasarkan data produksi benih tahun 2020, kebutuhaan benih kabupaten Ende seluruhnya dipasok oleh penangkar lokal yang berada di Kecamatan Wewaria dan Kecamatan Maurole.

"Dengan kegiatan ini, kita yakin bahwa tahun ini Ende kembali mandiri benih dan bisa memenuhi kebutuhan kabupaten lain di NTT," yakin Marianus.

Keyakinan Kadis Marianus sangat beralasan, karena selain kelompok tani Wuamesu I, ada beberapa kelompok tani lain yang selama ini menerima program perbanyakan benih pada tahun ini, dapat melaksanakan perbanyakan benih secara swadaya hingga mencapai 30 ha. 

"Diharapkan kepada petugas teknis dan PPL agar dapat melaksanakan pendampingan secara rutin dan menerapkan paket teknologi sesuai jadwal yang telah disepakati bersama," harapnya.

Ia membandingkan, dari pengalaman sebelumnya, diberikan tantangan bagi kelompok penangkar, petugas teknis dan PPL untuk menembus produktivitas 9 ton GKP/ha. 

"Diharapkan agar kelompok penangkar, pada musim tanam berikut juga tetap menjadi penangkar, karena secara ekonomi lebih menguntungkan sehingga pendapatan petani juga meningkat," ajaknya.

Sementara Koordinator BPP Welamosa, Felix Meko mendorong agar Kelompok Tani di desa-desa terus menjadi penggerak dan pelaku pembangunan sektor pertanian.

"Desa harus menjadi penyanggah, kelompok tani harus menjadi lokomotif utama. Saatnya petani menjadi pelaku utama pembangunan dalam mendukung swasembada pangan," tandas Felix.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Mautenda, segenap anggota kelompok tani dan seluruh PPL yang bertugas di Wilayah Kerja BPP Welamosa.

--- Guche Montero

Komentar