PERTANIAN Beri Kuliah Umum di Kampus INF Mbay, Senator AWK: Kita Perlu Bertransformasi dari Agrobisnis ke Agroindustri. 22 Mar 2025 22:21

"Petani kita perlu didorong untuk bertransformasi; dari agrobisnis ke agroindustri. Petani tidak lagi tanam, panen dan jual tetapi tanam, panen, olah dan jual," terang AWK.
MBAY, IndonesiaSatu.co-- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Angelius Wake Kako, S.Pd.,M.Si, memberi Kuliah Umum di depan Civitas Akademika Insititut Nasional Flores (INF) bertajuk "Hilirisasi Pangan, Peningkatan Daya Saing dan Kesejahteraan Masyarakat NTT" di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Jumat (21/3/2025).
Senator asal NTT yang akrab disapa AWK itu mengajak segenap Civitas INF untuk terlibat dalam program hilirisasi hasil pangan di NTT.
Senator Angelo menerangkan bahwa program hilirisasi merupakan program yang dicanangkan oleh Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, sebagai salah satu cara dari Pemerintah Provinsi untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem di NTT.
Senator Angelo, jumlah penduduk NTT yang tergolong miskin mencapai 1,1 juta dari total penduduk sekitar 5,6 juta orang.
"Ini berarti, ketika ada 5 orang NTT berkumpul, satu di antaranya adalah tergolong miskin," bebernya.
Hilirisasi dan Transformasi
Angelo Wake Kako yang menjabat Wakil Ketua I Komite II DPD RI itu menjelaskan bahwa hilirisasi adalah proses pengembangan industri yang berorerientasi pada peningkatan nilai tambah melalui pengolahan dan pemrosesan bahan baku menjadi produk yang lebih bernilai guna.
"Petani kita perlu didorong untuk bertransformasi; dari agrobisnis ke agroindustri. Petani tidak lagi tanam, panen dan jual tetapi tanam, panen, olah dan jual," terang AWK.
Senator AWK menyebut, salah satu produk unggulan di NTT yakni jagung.
Berdasarkan proyeksi, produksi jagung pada tahun 2024 mencapai 231,587 ton Jagung Pipih Lering (JPK), dan pada tahun 2029 diproyeksi sebesar 1,015,245 ton.
Menurut AWK, dengan ketersediaan lahan kering yang masih luas di NTT, produksi jagung dapat ditingkatkan menjadi 4.206,845 ton dengan asumsi produktivitas dimaksimalkan menjadi 5 ton JPK/hektar melalui perluasan lahan tanam dan teknologi budidaya dan pupuk organik.
Pada tataran hilir, terang Angelo, nilai tambah jagung dapat dilakukan melalaui pemanfaatan batang jagung untuk bahan baku bioethanol, pupuk organik dan pakan ternak.
"Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan bonggol jagung untuk bahan baku biomassa, pupuk organik dan pakan ternak. Demikian juga jagung pipih kering dapat juga diolah menjadi sereal jagung dan produk-produk lain yang akan memberikan nilai lebih pada hasil pangan tersebut," jelas Angelo.
Angelo mengatakan, Kampus INF yang dalam perkulihaannya berfokus pada pertanian, peternakan dan perikanan, dapat terlibat langsung dalam program hilirisasi pangan.
"Ayo, saya tantang kampus ini untuk membuat salah satu produk hilirisasi. Saya siap mendukung kalau INF mau melakukannya dan ini juga sangat sesuai dengan bidang yang ditekuni perguruan ini. Saya juga minta mahasiswa yang mengetahui produk unggulan di kampungnya, bisa melakukan hal yang sama," ajak Angelo.
Rektor INF, Yohanes Freadyanus Kasi dan Ketua Yayasan Bonius Pao yang ikut hadir dalam acara tersebut, merespon positif tantangan Senator AWK.
"Kami sangat berterima kasih kepada Pak Angelo yang memberi pencerahan dan rangsangan kepada kami baik para dosen maupun mahasiswa untuk berkreasi sesuai bidang studi di kampus ini," kata Edi Kasi mengapresiasi.
--- Guche Montero
Komentar