Breaking News

EKONOMI Imbas Covid-19, Harga Minyak Dunia Anjlok 24 Aug 2021 00:46

Article image
Ilustrasi harga minyak dunia. (Foto: shutterstock)
"Sulit bagi harga untuk menemukan dukungan dengan ketidakpastian semacam ini," kata John Kilduff.

NEW YORK, IndonesiaSatu.co-- Masih melonjaknya kasus Corona oleh meningkatnya tingkat infeksi karena varian Delta Coronavirus turut berimbas pada menurunnya permintaan global di pasar minyak dunia.

Para investor mencatat, pelemahan tersebut adalah terendah dalam 9 bulan terakhir, sehingga dilakukan aksi jual untuk mengantisipasi pelemahan demand global karena faktor melonjaknya kasus Corona.

Demikian pula pasar minyak mentah telah membukukan kerugian selama tujuh hari berturut-turut dalam pekan ini.
Banyak negara di seluruh dunia menanggapi meningkatnya tingkat infeksi karena varian Delta Coronavirus dengan menerapkan kembali pembatasan perjalanan untuk memotong penyebaran.

China, misalnya, telah memberlakukan metode desinfeksi yang lebih ketat di pelabuhan sehingga menyebabkan kemacetan.

Sementara negara-negara termasuk Australia, telah meningkatkan pembatasan perjalanan dan permintaan bahan bakar jet global turun.
"Sulit bagi harga untuk menemukan dukungan dengan ketidakpastian semacam ini," kata John Kilduff, analis di Again Capital LLP di New York, melansir suara.com, Senin (23/8/21).

Dijelaskan, minyak mentah Brent turun 8 persen pada minggu ini. Sedangkan pada trading akhir pekan lalu turun 1,27 Dollar AS atau 1,9 persen ke harga 65,18 Dollar AS per barel, terendah sejak April dan turun sekitar 8 persen untuk minggu ini.

Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,37 Dollar AS atau 2,2 persen menjadi 62,32 Dollar AS per barel. Secara mingguan, kehilangan lebih dari 9 persen untuk minggu ini.

Sebagai negara importir minyak mentah terbesar di dunia, China telah menerapkan lockdown lagi yang memengaruhi pengiriman dan rantai pasokan global.

Amerika Serikat dan China juga telah memberlakukan pembatasan kapasitas penerbangan.

"Mereka bertindak keras menekan pandemi menjadi minimal, yang merupakan ancaman langsung untuk profil permintaan di sana," kata Kilduff.

Sementara beberapa perusahaan AS telah menunda rencana membuka kantor. Apple Inc, salah satu perusahaan AS terbesar berdasarkan nilai pasar, menunda pembukaan kantor bagi pekerjanya hingga awal 2022.

Dollar AS mencapai posisi tertinggi dalm 9 bulan terakhir seiring sinyal Federal Reserve AS mengurangi stimulus tahun ini.

Harga minyak bergerak terbalik terhadap mata uang AS, membuat minyak lebih mahal bagi pembeli asing ketika Dollar menguat.

"Meningkatnya infeksi varian Delta menyeret permintaan bahan bakar, sementara pasokan terus meningkat. Produksi minyak AS naik menjadi 11,4 juta barel per hari dan perusahaan pengeboran menambahkan rig untuk minggu ketiga berturut-turut," kata perusahaan jasa konsultasi energi, Baker Hughes.

Demikian pula Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya perlahan-lahan meningkatkan pasokan yang telah ditutup di awal pandemi.

--- Guche Montero

Komentar