Breaking News

KEUANGAN OJK: Transformasi Digital Harus Dorong Inklusi, Bukan Ciptakan Kesenjangan 01 Nov 2025 11:48

Article image
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto (KE IAKD) OJK Hasan Fawzi
“Transformasi digital tidak boleh meninggalkan siapa pun di belakang. Inklusi, etika, dan tata kelola yang kuat harus menjadi dasar setiap langkah menuju masa depan keuangan digital Indonesia...”

JAKARTA, IndonesiaSatu.co — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa transformasi digital di sektor keuangan harus menjadi sarana untuk memperluas inklusi keuangan dan menciptakan akses setara bagi seluruh lapisan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto (KE IAKD) OJK Hasan Fawzi dalam penutupan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (1/11).

“Transformasi keuangan digital harus menjadi sarana untuk memperluas akses dan kesempatan, bukan menciptakan kesenjangan baru. OJK berkomitmen memastikan setiap inovasi berjalan secara bertanggung jawab, beretika, dan berkelanjutan,” ujar Hasan.

Hasan menegaskan, OJK akan terus menjaga keseimbangan antara dorongan terhadap inovasi dengan mitigasi risiko yang mungkin timbul, serta memperkuat perlindungan konsumen. “Kami akan terus hadir menjaga keseimbangan antara inovasi dan mitigasi risiko, mendorong pertumbuhan tanpa mengabaikan pelindungan terhadap konsumen,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan bahwa arah kebijakan OJK sejalan dengan Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam mendorong kemandirian ekonomi, pemerataan pembangunan, dan pengurangan kesenjangan wilayah melalui transformasi digital yang inklusif dan berkeadilan.

Sinergi Jadi Kunci Transformasi

Penutupan FEKDI x IFSE 2025 turut dihadiri oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti dan Sekretaris Jenderal Dewan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kemenko Perekonomian Rizal Edwin Manansang.

Destry menekankan pentingnya sinergi, inovasi, dan akselerasi sebagai tiga pilar utama dalam mempercepat transformasi digital di sektor keuangan. “Tanpa sinergi kita tidak akan bisa mencapai tujuan digitalisasi secara optimal. Tanpa inovasi, hasilnya tidak akan tepat sasaran. Dan yang ketiga, kita butuh akselerasi,” ujarnya.

Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas otoritas, termasuk antara Bank Indonesia, OJK, dan industri keuangan, dalam membangun infrastruktur pasar uang digital yang terintegrasi.

Sementara itu, Rizal Edwin Manansang menilai penyelenggaraan FEKDI x IFSE 2025 mencerminkan semangat kolaborasi nasional dalam membangun transformasi ekonomi yang inklusif, efisien, dan berkelanjutan.

“Inovasi frugal atau inovasi hemat sumber daya menjadi kunci agar manfaat teknologi digital dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang belum tersentuh layanan keuangan formal,” kata Rizal.

Akselerasi Ekonomi Digital

Selama tiga hari penyelenggaraan, FEKDI x IFSE 2025 menjadi ajang kolaborasi strategis antara OJK, Bank Indonesia, dan Kemenko Perekonomian, bersama pelaku industri keuangan digital, startup, akademisi, dan masyarakat.

Kegiatan tersebut menghadirkan berbagai sesi diskusi, pameran teknologi, hingga kompetisi inovasi seperti Hackathon BI–OJK 2025 dan QRIS Jelajah 2025 yang melibatkan talenta muda digital Indonesia.

Dalam sesi penutupan, diumumkan para pemenang Hackathon BI–OJK 2025, yaitu:

Kategori Mahasiswa:

  1. MTAF IMPACT

  2. KancaKids

  3. Chain Intelligence

Kategori Profesional:

  1. Dewantara

  2. Meaningfull Intelligence

  3. Niriksagara

FEKDI x IFSE 2025 juga menegaskan posisi Indonesia dalam mendukung implementasi ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), sekaligus komitmen menuju ekonomi digital regional bernilai USD 2 triliun pada tahun 2030.

OJK memandang forum seperti FEKDI x IFSE sebagai instrumen strategis dalam memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem keuangan digital nasional. OJK akan terus memperkuat regulasi, mendorong inovasi yang bertanggung jawab, dan memastikan ekosistem digital tumbuh secara aman, inklusif, dan berkeadilan.

“Transformasi digital tidak boleh meninggalkan siapa pun di belakang. Inklusi, etika, dan tata kelola yang kuat harus menjadi dasar setiap langkah menuju masa depan keuangan digital Indonesia,” tutup Hasan. ***

--- Sandy Javia

Komentar