Breaking News

GAYA HIDUP Pengertian Diabetes, Penyebab, Faktor Risiko, Pencegahan, dan Pengobatan 23 Jan 2024 16:18

Article image
Olahraga menjadi satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah dengan mengubahnya menjadi energi.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Diabetes atau penyakit gula (gula darah tinggi) adalah meningkatnya kadar gula darah (glukosa) melebihi nilai normal.

Diabetes terjadi ketika tubuh pengidapnya tidak lagi mampu mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai energi. Kondisi ini pada akhirnya menghasilkan penumpukan gula ekstra dalam aliran darah tubuh.

Dilansir halodoc.com, penyakit diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan konsekuensi serius, menyebabkan kerusakan pada berbagai organ dan jaringan tubuh, seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.

Penyebab Diabetes

Kadar gula darah normal yaitu kurang dari 100 mg/dL. Apabila kadar gula darah sudah mencapai 100-125 mg/dL berarti masuk status prediabetes.

Sementara itu, kadar gula darah yang mencapai 126 mg/dL ke atas sudah tergolong diabetes. Kadar gula darah tinggi dikenal sebagai hiperglikemia.

Pada dasarnya hiperglikemia adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah meningkat atau berlebihan.

Sementara itu diabetes merupakan penyakit yang sebagian besar dipengaruhi oleh hiperglikemia.

Penyebab gula darah tinggi dari penyakit gula terjadi akibat adanya gangguan dalam tubuh. Sebab, kondisi ini membuat tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel.

Alhasil, glukosa menumpuk dalam darah. Pada penyakit gula tipe 1, gangguan ini terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang biasanya menyerang virus atau bakteri berbahaya lainnya, malah menyerang dan menghancurkan sel penghasil insulin.

Akibatnya, tubuh kekurangan atau bahkan tidak dapat memproduksi insulin sehingga gula yang seharusnya diubah menjadi energi oleh insulin, menyebabkan terjadinya penumpukan gula dalam darah.

Sedangkan pada penyakit gula tipe 2, tubuh bisa menghasilkan insulin secara normal. Tetapi, insulin tidak dapat tubuh gunakan secara normal. Kondisi ini dikenal juga sebagai resistensi insulin.


Beberapa faktor risiko penyakit gula tipe 1, antara lain:

Faktor riwayat keluarga atau keturunan, yaitu ketika seseorang akan lebih memiliki risiko terkena diabetes tipe 1 jika ada anggota keluarga yang mengidap penyakit yang sama, karena berhubungan dengan gen tertentu.

Faktor geografi, orang yang tinggal di daerah yang jauh dari garis khatulistiwa, seperti di Finlandia dan Sardinia, berisiko terkena diabetes tipe 1. Hal ini disebabkan karena kurangnya vitamin D yang bisa didapatkan dari sinar matahari, sehingga akhirnya memicu penyakit autoimun.

Faktor usia. Penyakit ini paling banyak terdeteksi pada anak-anak usia 4–7 tahun, kemudian pada anak-anak usia 10–14 tahun.

Faktor pemicu lainnya, seperti mengonsumsi susu sapi pada usia terlalu dini, air yang mengandung natrium nitrat, sereal dan gluten sebelum usia 4 bulan atau setelah 7 bulan, memiliki ibu dengan riwayat preeklampsia, serta menderita penyakit kuning saat lahir.

Berikut adalah beberapa faktor risiko dari penyakit gula tipe 2, antara lain:

Berat badan berlebih atau obesitas.
Distribusi lemak perut yang tinggi.
Gaya hidup tidak aktif dan jarang beraktivitas atau berolahraga.
Riwayat penyakit diabetes tipe 2 dalam keluarga.
Ras kulit hitam, hispanik, Native American, dan Asia-Amerika, memiliki angka pengidap lebih tinggi dibandingkan dengan ras kulit putih.
Usia di atas 45 tahun, walaupun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi sebelum usia 45 tahun.
Kondisi prediabetes, yaitu ketika kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tapi tidak cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes.
Riwayat diabetes saat hamil.
Wanita dengan sindrom ovarium polikistik, yang ditandai dengan menstruasi tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebihan, dan obesitas.

Gejala Gula Darah Tinggi (Diabetes)
Secara umum ada beberapa gejala yang akan dialami oleh pengidap diabetes tipe 1 maupun tipe 2, yaitu:

Peningkatan rasa haus.
Peningkatan frekuensi buang air kecil.
Mudah lelah atau rasa kelelahan terus-menerus.
Adanya gangguan penglihatan, seperti pandangan yang kabur.
Terjadinya infeksi pada tubuh terus-menerus, yang umum terjadi pada bagian gusi, kulit, maupun area vagina (pada wanita).
Penurunan berat badan yang tidak jelas apa penyebabnya.
Kehadiran keton dalam urine (keton adalah produk sampingan dari pemecahan otot dan lemak yang terjadi ketika tidak ada cukup insulin yang tersedia).

Maka dari itu, segeralah memeriksakan diri ke dokter jika mengalami salah satu atau sejumlah tersebut. Hal ini bertujuan agar pengidapnya mendapatkan perawatan yang tepat sedari dini, sehingga risiko akan komplikasi dari diabetes dapat terhindarkan.

Pengobatan Diabetes
Pengobatan akan disesuaikan dengan jenis penyakit gula yang kamu alami. Terapi insulin menjadi salah satu pengobatan yang bisa dilakukan oleh pengidap kondisi ini, baik tipe 1 maupun tipe 2.

Bahkan, pada diabetes tipe 1 yang cukup berat, transplantasi pankreas dapat menjadi pilihan guna mengatasi kerusakan pada pankreas.

Sedangkan pada pengidap diabetes tipe 2 akan diberikan beberapa jenis obat-obatan. Namun, umumnya ada beberapa perawatan yang harus dilakukan untuk menurunkan risiko diabetes, seperti:

1. Menerapkan pola makan sehat
Jika kamu mengalami penyakit diabetes, sebaiknya atur kembali pola makan yang sehat. Fokuskan pada asupan buah, sayur, protein tanpa lemak, dan juga biji-bijian. Tidak hanya itu, kamu juga perlu mengonsumsi serat dan mengurangi beberapa jenis makanan, seperti makanan yang mengandung lemak jenuh, karbohidrat olahan, hingga pemanis buatan.

2. Rutin melakukan aktivitas Fisik
Setiap orang tentunya membutuhkan aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan tetap optimal. Termasuk pengidap diabetes.

Olahraga menjadi satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah dengan mengubahnya menjadi energi.

Kamu bisa memilih untuk melakukan olahraga ringan, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda. Jadikan kegiatan tersebut sebagai rutinitas harian untuk membantu kamu menghindari kondisi diabetes menjadi lebih buruk.

Pencegahan Diabetes
Meskipun faktor risiko diabetes seperti riwayat keluarga dan ras tidak dapat diubah, tapi ada faktor risiko lain yang dapat dicegah sedari dini melalui penerapan hidup sehat.

Berikut adalah beberapa langkah gaya hidup sehat yang dapat kamu lakukan mencegah penyakit diabetes, antara lain:

Mempertahankan berat badan ideal dengan mengonsumsi makanan rendah lemak.
Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah dan sayur.
Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis.
Berolahraga secara rutin dan banyak melakukan aktivitas fisik.
Mengurangi waktu duduk diam terlalu lama, seperti ketika menonton televisi.
Menghindari atau berhenti merokok.***

--- Simon Leya

Komentar