Breaking News

SOSOK Prof C Hanny Wijaya, Wanita Pertama Peraih Penghargaan Pangan Fungsional 30 Sep 2025 10:14

Article image
Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) IPB University, Prof Christofora Hanny Wijaya meraih ISNFF Fellow Award. (Foto: Humas IPB University)
Penghargaan tersebut membuat Prof Hanny semakin terdorong untuk lebih banyak berkontribusi di bidang pangan fungsional dan nutrasetikal.

BOGOR, IndonesiaSatu.co - Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) IPB University, Prof Christofora Hanny Wijaya meraih ISNFF Fellow Award, penghargaan bergengsi yang diberikan oleh International Society for Nutraceuticals and Functional Foods (ISNFF) di Vietnam pada 17 September 2025 lalu.

ISNFF Fellow Award merupakan penghargaan prestisius yang hanya diberikan kepada individu yang masih hidup dengan kualifikasi dan pengalaman luar biasa atas kontribusi menyeluruh di bidang pangan fungsional dan nutrasetikal.

Untuk dapat dipertimbangkan, seorang kandidat harus minimal aktif 10 tahun di ISNFF serta memiliki rekam jejak kontribusi penelitian maupun pelayanan bagi organisasi internasional tersebut.

“Ini penghargaan bergengsi di tingkat dunia dan saya merasa sangat tersanjung sekaligus tertantang untuk menjawab kepercayaan yang diberikan. Saya baru menyadari ternyata merupakan perempuan pertama yang menerima penghargaan ini,” ungkapnya melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (30/9).

Penghargaan tersebut membuat Prof Hanny semakin terdorong untuk lebih banyak berkontribusi di bidang pangan fungsional dan nutrasetikal. 

“Saya tidak ingin memalukan Indonesia. Saya akan berusaha bisa menjawab kepercayaan yang diberikan dunia kepada saya sebagai penggerak, peneliti, dan ilmuwan di bidang pangan fungsional dan nutrasetikal,” tutur inovator Cajuput® Candy ini.

Dalam wawancara dengan tim IPB Today (29/9), Prof Hanny menuturkan bahwa ketertarikannya pada pangan fungsional bermula sejak studi pascasarjana (master dan doktoralnya) di Jepang, ketika itu  penelitian di bidang tersebut sedang berkembang pesat. 

Ia mendalami penelitian tentang senyawa-senyawa bioaktif bawang-bawangan yang berpotensi memperbaiki kesehatan. “Saya mulai mendalami komponen bioaktif untuk pangan fungsional dan yang juga dapat dimanfaatkan sebagai nutrasetikal,” ujarnya.

Sebagai salah satu penggagas Persatuan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia (P3FNI), Prof Hanny berharap penghargaan yang baru diterimanya mampu memperkuat posisi Indonesia di kancah global.

“Harapan saya, Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tapi juga mercusuar dalam pengembangan pangan fungsional. Kita memiliki keragaman hayati dan kearifan lokal yang luar biasa, yang harus terus digali dan diamankan agar tidak hilang,” katanya. *

--- F. Hardiman

Komentar