REGIONAL Resmikan GMIT Center Kupang, Menko Muhaimin dan Gubernur Melki Dorong Persatuan dan Pemberdayaan Jemaat 03 Oct 2025 08:41
Gubernur Melki juga menekankan peran gereja sebagai mitra pemerintah dalam menghadapi persoalan kemiskinan, stunting, pendidikan, hingga pemberdayaan ekonomi jemaat.
KUPANG, IndonesiaSatu.co-– Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Muhaimin Iskandar, meresmikan Gedung GMIT Center Kupang sekaligus membuka Sidang Sinode Istimewa ke-III Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) di Aula GMIT Center Kupang, Rabu (1/10/2025).
Peresmian tersebut menjadi momentum penting bagi perjalanan GMIT dan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam memperkuat persatuan, pelayanan, dan pemberdayaan umat.
Acara peresmian diawali dengan penandatanganan prasasti oleh Ketua Majelis Sinode GMIT dan Menko PM Muhaimin Iskandar, disaksikan langsung oleh Gubernur NTT, Melki Laka Lena, dilanjutkan dengan acara pelepasan burung merpati serta pengguntingan pita.
Selain Gubernur NTT, hadir pula pada acara tersebut Ketua DPRD Provinsi NTT, Kajati Zet Tadune Allo, Forkopimda NTT, Walikota Kupang, Wakil Walikota, serta jajaran Majelis Sinode GMIT.
Ketua Sinode GMIT, Pdt. Samuel Pandi, menyambut hangat kehadiran Menko Muhaimin Iskandar dan para undangan.
Ia menegaskan bahwa GMIT Center Kupang merupakan simbol persaudaraan dan keterbukaan.
“Selamat datang di rumah persaudaraan, Bapak Menko. Gedung ini adalah rumah kebersamaan, terbuka untuk umum, dan menjadi simbol harapan baru. Dengan hadirnya Bapak, kami melihat masa depan penuh harapan untuk GMIT dan masyarakat NTT,” ungkap Pdt. Pandi.
Pendeta Samuel menegaskan bahwa membangun NTT butuh sinergi antara pemerintah dan gereja.
Karena itu, GMIT siap bermitra lebih serius dengan pemerintah pusat dan daerah dalam menjawab tantangan pembangunan di NTT.
Tonggak Persatuan dan Simbol Harapan
Dalam sambutannya, Gubernur NTT, Melki Laka Lena, memberikan apresiasi kepada seluruh jemaat GMIT atas berdirinya GMIT Center.
Gubernur Melki menyebut, gedung tersebut sebagai tonggak persatuan, pusat pelayanan, dan simbol harapan ke depan.
"Gedung GMIT Center adalah rumah bersama seluruh jemaat GMIT dari Timor, Rote, Sabu, Alor, Flores hingga Sumba. Ini bukan sekadar bangunan fisik, tetapi simbol persatuan dan komitmen pelayanan yang relevan dengan zaman,” kata Guberbur Melki.
Gubernur Melki juga menegaskan tiga makna penting kehadiran GMIT Center, yakni:
Pertama, simbol Persatuan; tempat berkumpulnya seluruh jemaat dari berbagai klasis.
Kedua, simbol Pengembangan Pelayanan; tidak hanya internal bagi jemaat, tetapi juga eksternal melalui pendidikan, sosial, budaya, dan penguatan ekonomi.
Ketiga, simbol Harapan; sebagai pusat inspirasi dan komitmen GMIT untuk generasi muda.
Gubernur Melki juga menekankan peran gereja sebagai mitra pemerintah dalam menghadapi persoalan kemiskinan, stunting, pendidikan, hingga pemberdayaan ekonomi jemaat.
Ia menekankan, program One Village One Product (OVOP), NTT Mart, serta penguatan literasi iman, sejak dini melalui sekolah minggu, merupakan upaya konkret yang bisa dijalankan bersama.
“Jika kita bergandengan tangan anatara pemerintah, gereja, dan masyarakat, maka kita bukan hanya membangun gedung ini, tetapi juga membangun peradaban yang lebih baik bagi anak dan cucu kita,” tandas Gubernur Melki.
Sementara Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, dalam arahannya menegaskan bahwa gereja, khususnya GMIT, telah menjadi pilar penting pemberdayaan masyarakat di NTT dan bagi diaspora di luar negeri.
Menko Muhaimin menyebut sejumlah poin strategis yakni Peran GMIT; selain sebagai kekuatan iman, juga memberi pelayanan bagi pekerja migran dan masyarakat luas. Selanjutnya, Pemberdayaan: gereja berperan memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan dan advokasi sosial.
Selain itu, Tantangan Kemiskinan: masih ada 2,38 juta penduduk miskin di Indonesia, termasuk NTT.
Menko Muhaimin menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen menuntaskannya melalui Inpres Nomor 8 Tahun 2025 dengan strategi mengurangi pengeluaran, meningkatkan pendapatan, dan memperluas lapangan kerja.
Poin strategis lainnya yakni Ekonomi Kreatif dan UMKM: sektor ini menjadi motor produktif, menyumbang 70% PDB nasional. Disinggung pula terkait dukungan digitalisasi dan akses pasar yang dinilai sangat penting.
Selanjutnya soal Jaminan Sosial: pemerintah memperkuat perlindungan kesehatan dan ketenagakerjaan agar SDM Indonesia semakin berkualitas.
“Kerjasama antara gereja, masyarakat, dan pemerintah adalah kunci. GMIT telah memberi contoh bagaimana iman bisa menjadi kekuatan pemberdayaan. Dengan kolaborasi, kita bisa wujudkan masyarakat NTT yang mandiri dan sejahtera,” tegas Muhaimin.
Acara peresmian GMIT Center tersebut dirangkai dengan Sidang Sinode Istimewa ke-III GMIT, yang diharapkan menghasilkan keputusan strategis bagi arah pelayanan gereja.
Baik pemerintah maupun gereja menekankan pentingnya momentum ini untuk memperkokoh persaudaraan, memperbaharui semangat pelayanan, serta merumuskan langkah-langkah pemberdayaan umat di tengah tantangan kemiskinan, pendidikan, dan perubahan zaman.
--- Guche Montero
Komentar