Breaking News

EKONOMI Respon Tarif Impor 32 Persen Trump, Menlu Sugiono: Ini Alarm Perkuat Ekonomi Domestik 09 Jul 2025 21:24

Article image
Menlu RI, Sugiono. (Foto: AFP)
Sugiono menyampaikan bahwa langkah pemerintah RI mendorong ketahanan pangan dan energi, serta berinvestasi pada sumber daya manusia melalui program makan bergizi gratis, merupakan keputusan tepat karena dapat memperkuat perekonomian RI di tengah kondisi

JAKARTA, IndonesiaSatu.co-- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono menanggapi keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mematok tarif impor sebesar 32 persen untuk produk asal Indonesia.

Sugiono mengatakan bahwa keputusan Trump itu merupakan pengingat atau wake up call bahwa Indonesia sudah seharusnya memperkuat perekonomian domestik tanpa perlu bergantung ke pihak mana pun.

"Ini merupakan sesuatu yang harus kita sadari bahwa it's a wake up call juga buat kita. Makanya saya kira apa yang dicanangkan oleh Pak Presiden Prabowo, sudah on the right track. Kita ingin bisa swasembada, memenuhi kebutuhan pangan kita, energi kita, dan ini merupakan sesuatu yang basic yang harus dipenuhi," kata Sugiono kepada wartawan di sela-sela ASEAN Foreign Ministerial Meetings (AMM) di Kuala Lumpur, Rabu (9/7/2025).

Sugiono menyampaikan bahwa langkah pemerintah RI mendorong ketahanan pangan dan energi, serta berinvestasi pada sumber daya manusia melalui program makan bergizi gratis, merupakan keputusan tepat karena dapat memperkuat perekonomian RI di tengah kondisi global belakangan.

"Hal-hal ini menyebabkan kita bisa benar-benar membangun suatu kekuatan ekonomi yang tidak bergantung kepada siapa pun dan tetap bisa menjalankan hubungan luar negeri yang baik dengan siapa pun," ujar Sugiono.

Diketahui, Presiden Trump resmi menetapkan tarif impor sebesar 32 persen untuk produk asal Indonesia, yang akan mulai berlaku pada 1 Agustus mendatang. 

Angka ini belum termasuk tarif impor umum AS yang sebesar 10 persen. 

Trump menyatakan, RI termasuk dalam daftar 14 negara yang menerima surat langsung terkait kebijakan tarif terbaru.

Selain Indonesia, sejumlah negara yang turut menerima surat serupa antara lain Malaysia, Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, Bangladesh, Serbia, Bosnia, Kazakhstan, Afrika Selatan, dan Tunisia.

Dua negara sekutu AS, Jepang dan Korea Selatan, bahkan lebih dulu menjadi sasaran tarif impor serupa.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah melalui sejumlah BUMN dan perusahaan swasta telah menandatangani kesepakatan perdagangan dengan AS demi merayu Trump membatalkan tarif 32 persen.

Airlangga tidak menyebutkan total nilai kesepakatan yang telah dilakukan. 

Namun, ia memastikan pelaku usaha Indonesia berkomitmen untuk melakukan pembelian barang dari AS dengan nilai total mencapai US$ 34 miliar atau sekitar Rp 553,11 triliun (asumsi kurs Rp 16.268 per Dollar AS).

Juru Bicara Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto, juga meyakini masih ada peluang negosiasi dengan AS mengenai tarif impor ini.

--- Guche Montero

Komentar