Breaking News

INTERNASIONAL Sedikitnya 55 Tewas dalam Sebuah Serangan yang Dilakukan Jihadis di Burkina Faso 14 Jun 2022 14:39

Article image
Meningkatnya kekerasan di utara Burkina Faso terkait dengan al-Qaida dan kelompok Negara Islam. (Foto: The Daily Caller)
Meskipun tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, analis konflik mengatakan itu mungkin dilakukan oleh kelompok Negara Islam.

OUAGADOUGOU IndonesiaSatu.co -- Orang-orang bersenjata menewaskan sedikitnya 55 orang selama akhir pekan di Burkina Faso utara. Serangan terbaru di negara Afrika barat itu diduga dilakukan oleh ekstremis Islam.

Terduga gerilyawan menargetkan warga sipil di Seytenga di provinsi Séno, kata juru bicara pemerintah Wendkouni Joel Lionel Bilgo pada konferensi pers.

Sementara pemerintah menyebutkan jumlah resmi 55, yang lain menyebutkan angka itu jauh lebih tinggi, dengan beberapa mengatakan sebanyak 100 telah meninggal.

Serangan terkait dengan al-Qaida dan kelompok Negara Islam melonjak di Burkina Faso, khususnya di utara. Jihadis menewaskan sedikitnya 160 orang dalam serangan di kota Solhan Juli lalu.

Pada bulan Januari, tentara pemberontak menggulingkan presiden yang terpilih secara demokratis yang berjanji untuk mengamankan negara tetapi kekerasan terus meningkat. Pemerintah meminta masyarakat untuk tetap bersatu dalam memerangi para pemberontak.

Meskipun tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, analis konflik mengatakan itu mungkin dilakukan oleh kelompok Negara Islam.

“Dalam beberapa minggu terakhir Negara Islam di Sahara Besar (ISGS) telah menjadi kelompok paling agresif, terutama di provinsi Seno dan Oudalan. Selain serangan terhadap pasukan keamanan, warga sipil juga menjadi sasaran,” kata Rida Lyammouri, rekan senior di Pusat Kebijakan untuk New South, sebuah organisasi berbasis di Maroko yang berfokus pada ekonomi dan kebijakan.

“Ini adalah pukulan besar bagi pasukan keamanan dan menempatkan mereka di belakang lagi, menunjukkan mereka jauh dari mampu mengamankan daerah dan melindungi warga sipil,” katanya.

Hampir 5.000 orang tewas selama dua tahun terakhir di Burkina Faso karena kekerasan yang dituduhkan pada ekstremis Islam. 2 juta orang lainnya telah meninggalkan rumah mereka, memperdalam krisis kemanusiaan di negara itu.

--- Simon Leya

Tags:
Burkina Faso

Komentar