Breaking News

REGIONAL Sering Rusuh, Pemprov Minta Lapas Kerobokan Direlokasi 24 Apr 2016 17:29

Article image
Lapas Kerobokan Bali. (Foto: Ist)
Lapas Kerobokan harus banyak belajar dari pengalaman selama ini karena sudah seringkali terjadi kerusuhan.

DENPASAR, IndonesiaSatu.co -- Pemerintah Provinsi Bali meminta Kementerian Hukum dan Ham agar segera merelokasi Lapas Kerobokan pasca kerusuhan yang terjadi pada Kamis malam (21/4). Permintaan ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta saat ditemui di Denpasar, Jumat (22/4) akhir pekan lalu.

Menurutnya, Lapas Kerobokan harus banyak belajar dari pengalaman selama ini karena sudah seringkali terjadi kerusuhan. "Di Lapas sekarang sudah sangat krodit. Krodit lalulintasnya karena berada di tengah pemukiman, ruko, jalannya sempit. Krodit lainnya karena di Lapas penghuninya terlalu banyak, over kapasitas. Makanya kita meminta kepada Kementerian Hukum dan Ham sebagai leading sektor agar segera merelokasi Lapas Kerobokan tersebut sehingga tidak krodit lagi," ujarnya.

Menurut Sudikerta, soal lahan relokasi itu berada di dekat Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan. Lahan tersebut merupakan sisa dari TPA Suwung dan menjadi tanah milik negara. Luas lahannya sangat cukup untuk Lapas Kelas IIA Kerobokan saat ini.

"Gubernur Bali Made Mangku Pastika sudah mengatakan bahwa lahan yang masih ada di TPA Suwung itu bisa direlokasi untuk Lapas. Lahan itu masuk wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan. Jadi cocoklah untuk dijadikan Lapas," ujarnya.

Bila tidak direlokasi maka Lapas Kerobokan akan terus menciptakan masalah terutama kerusuhan karena sudah over kapasitas disana.

Sudikerta juga mengutuk keras ulah dua Ormas Besar di Bali yakni Laskar Bali dan Baladika yang terus menjadi biang kerusuhan di Lapas Kerobokan. Padahal sudah berkali-kali keduanya menandatangani kesepakatan damai tetapi hasilnya nihil.

"Kalau Ormasnya terus mencipatakan kerusuhan seperti ini, maka pariwisata Bali akan terganggu. Padahal Bali ini dikenal dengan pariwisata budaya. Masyarakat Bali dikenal dengan keramahtamahannya," ujarnya.

Ia mengajak seluruh warga Bali agar menjaga kondusifitas keamanan Bali. Ormas jangan sampai membuat Bali jadi tidak aman. Kalau pariwisata Bali terganggu maka ekonomi Bali akan guncang dan rakyat Bali akan sengsara. "Ini yang perlu kita jaga bersama-sama, termasuk Ormas tersebut," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ormas Bali kembali membuat kerusuhan di Lapas Kerobokan pada Kamis malam (21/4) sekitar pukul 21.30 Wita. Kerusuhan tersebut berawal dari penyerahan tersangka dari Ormas Laskar Bali yang terlibat bentrok pada beberapa bulang sebanyak 12 orang ke Lapas Kerobokan.

Dalam kerusuhan tersebut, korban dari Ormas Baladika berjatuhan. Sebanyak 2 orang meninggal sementara belasan lainnya luka-luka. Saat para tersangka dilimpahkan ke Lapas Kerobokan, anggota Ormas Baladika yang berada di Lapas Kerobokan mengamuk dan menolak agar para tersangka tersebut tidak disel di Lapas Kerobokan.

Sejak Kamis sekitar pukul 16.00 Wita, pihak kejaksaan mengantar para terdakwa ke Lapas Kerobokan. Mereka adalah terdakwa kasus bentrokan di Jl Teuku Umar antara Laskar Bali dan Baladika. Namun setelah di Lapas , pihakĀ  Lapas tidak menerima tahanan dari Laskar Bali dengan alasan bahwa semua Ketua kelompok masing-masing blok di dalam LP sepakat tidak menerima tahanan dari Laskar Bali.

Dengan tidak diterimanya tahanan Lapas Bali di Lapas Kerobokan, sekitar pukul 17.00 Wita Sekjen LB atas nama I Kt Ismaya datang ke Lapas kerobokan dan melakukan negosiasi agar temannya diterima. Kemudian sekitar pkl 20.00 Wita Tahanan LB tersebut diberikan masuk ke dalam Lapas.

Namun salah satu Ketua kelompok Blok H atas nama Tu Arya (anggota Ormas Baladika dalam kasus pembunuhan) tidak menerima dan memimpin temansnya menjebol blok dan menyerang tahanan dari LB dala kasus bentrokan di Jl Teuku Umar. Padahal para terdakwa itu baru masuk pelimpahan tahap 2. Setelah pintu blok dijebol, ratusan Napi keluar berhamburan dan melempari para tahanan tersebut.

Akibat suasana yang chaos tersebut, aparat kepolisian dari Polresta Denpasar, Polres Badung, dan Polda Bali langsung bergerak menuju lokasi. Bahkan, dua Kapolres yakni Kapolresta Denpasar Kombes Pol AA Made Sudana dan Kapolres Badung AKBP Tony Binsar langsung mempimpin pengamanan Lapas. Isu konsentrasi massa di kedua kubu pun merebak dan membuat Kota Denpasar sempat mencekam beberapa jam. Petugas akhirnya mampu mengamankan situasi.

--- Sandy Javia

Komentar