Breaking News

KEUANGAN Alasan Sederhana Mengapa Kita Perlu Berasuransi  14 Oct 2025 09:51

Article image
Mulai bangun kesadaran untuk mengelola risiko dan mengantisipasi potensi sakit dengan memiliki asuransi kesehatan. Terutama asuransi kesehatan yang dapat melindungi penyakit kritis.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co – Di tengah meningkatnya biaya kesehatan dan risiko penyakit kritis, kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi kesehatan dan jiwa perlu terus ditumbuhkan. Pasalnya, kesehatan merupakan aset paling berharga yang memerlukan perencanaan keuangan matang.

Biaya kesehatan menjadi salah satu komponen terbesar dalam pengeluaran keluarga, terlebih jika seseorang menderita penyakit kritis, kehilangan pendapatan, atau telah memasuki masa pensiun tanpa cadangan dana darurat.
Meski gaya hidup sehat dapat membantu menekan risiko, faktor eksternal seperti polusi, stres kerja, hingga kurangnya waktu istirahat tetap membuat banyak orang rentan sakit.

“Kesehatan adalah aset penting untuk bertahan hidup dan membangun masa depan. Tanpa asuransi, biaya berobat bisa menggerus tabungan dan aset keluarga,” ujar VP Head of Sequis Training Academy of Excellence, Ferry Chandra Gunawan, dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025.

Ferry menekankan pentingnya kesadaran berasuransi sejak dini, terutama saat usia masih muda, produktif, dan sehat. Selain premi lebih terjangkau, calon nasabah juga lebih mudah memenuhi syarat administrasi dan kesehatan.

Empat Langkah Sebelum Membeli Asuransi

Dalam kampanye edukatifnya, Ferry membagikan empat langkah sederhana sebelum memutuskan membeli asuransi, yaitu:

  1. Pahami Kebutuhan Perlindungan
    Tentukan alasan utama berasuransi agar produk yang dipilih sesuai kebutuhan. Misalnya, bagi keluarga dengan riwayat penyakit kronis seperti jantung atau diabetes, asuransi kesehatan komprehensif menjadi prioritas. Sementara bagi pencari nafkah utama, asuransi jiwa dengan uang pertanggungan tinggi menjadi pilihan utama.
  2. Simak Penjelasan Agen Secara Mendalam
    Agen berperan penting menjelaskan detail manfaat, premi, hingga risiko dari produk asuransi. Nasabah disarankan aktif bertanya, termasuk soal proses klaim dan manfaat tambahan.
    “Agen yang baik tidak sekadar menjual produk, tetapi membantu calon nasabah merencanakan perlindungan finansial jangka panjang,” kata Ferry.
  3. Teliti Profil Perusahaan Asuransi
    Calon nasabah perlu memastikan perusahaan memiliki kinerja keuangan sehat dan rasio kecukupan modal (RBC) di atas ketentuan OJK sebesar 120%.
    Sequis Life, misalnya, mencatat RBC per 31 Agustus 2025 sebesar 644%, menunjukkan kemampuan finansial yang kuat. Hingga Agustus 2025, Sequis telah membayar klaim dan manfaat senilai Rp978 miliar kepada nasabah.
  4. Pelajari Isi Polis Secara Teliti
    Sebelum menandatangani Surat Permintaan Asuransi (SPA), nasabah wajib memahami seluruh ketentuan polis, termasuk manfaat, pengecualian, masa perlindungan, dan tata cara klaim.
    Nasabah juga memiliki waktu 14 hari masa mempelajari polis untuk memastikan semua data dan manfaat sesuai perjanjian.

“Asuransi memiliki banyak ketentuan yang berbeda di setiap polis. Karena itu, calon nasabah jangan terburu-buru. Tanyakan detailnya, pahami manfaat dan risikonya agar perlindungan benar-benar maksimal,” tutur Ferry.

Ferry menegaskan bahwa kesadaran berasuransi bukan sekadar kewajiban finansial, tetapi bagian dari perencanaan hidup jangka panjang.
Memiliki asuransi membantu menjaga stabilitas ekonomi keluarga ketika risiko tak terduga datang — tanpa harus mengorbankan tabungan atau aset produktif. ***

 

--- Sandy Javia

Komentar