Breaking News

NASIONAL Fenomena Rekrutmen Online terhadap Anak oleh Kelompok Teroris, BNPT: Ini Jadi Ancaman Global 20 Nov 2025 18:06

Article image
Kepala BNPT, Eddy Hartono. (Foto: Ist)
Kepala BNPT, Eddy Hartono mengatakan bahwa saat ini fenomena rekrutmen secara daring telah menjadi perhatian serius bagi pemerintah karena tidak hanya terjadi di Indonesia.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co-- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut perekrutan anak-anak oleh kelompok teroris telah menjadi ancaman global yang dihadapi banyak negara.

Kepala BNPT, Eddy Hartono mengatakan bahwa saat ini fenomena rekrutmen secara daring telah menjadi perhatian serius bagi pemerintah karena tidak hanya terjadi di Indonesia.

Eddy menyebut, pemerintah juga telah menetapkan isu ini sebagai salah satu prioritas nasional.

"Penomena rekrutmen online terhadap anak oleh kelompok terorisme ini tidak hanya di Indonesia, tetapi menjadi ancaman global sehingga di setiap negara menjadi atensi serius," kata Eddy dalam keterangan, Kamis (20/11/2025).

Eddy mengatakan, saat ini pemerintah juga telah membentuk tim Koordinasi Nasional Perlindungan Khusus Anak Korban Terorisme dalam rangka perlindungan anak korban jaringan terorisme.

Eddy menjelaskan tim ini mengedepankan pendekatan multisektoral yang berfokus pada Pencegahan, Rehabilitasi dan Reintegrasi dengan mempertimbangkan prinsip kepentingan anak, pemulihan serta keadilan restoratif

Lewat kebijakan ini, jelas Eddy, diharapkan dapat mencegah dan menanggulangi aksi terorisme, khususnya terhadap pola rekrutmen dan paparan ekstremisme terhadap anak melalui ruang digital.

Edey menyebut, tim tersebut nantinya akan melibatkan Kemensos, Kemen PPPA, LPSK, KPAI hingga Mabes Polri khususnya Densus 88 Antiteror.

"Di mana dengan pendekatan multi sektor, fokus terhadap faktor kegiatan pencegahan, rehabilitasi dan perlindungan, ini yang menjadi prinsip-prinsip apalagi terhadap anak ini demi kepentingan baik anak, kemudian pemulihan dan keadilan restoratif," kata Eddy. 

Modus Baru Terorisme

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri membeberkan modus baru yang digunakan oleh jaringan terorisme untuk merekrut anak melalui game online atau gim daring.

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menyebut jaringan terorisme ini memakai fasilitas komunikasi atau chat di dalam game online untuk merekrut anak.

"Ada beberapa kegiatan yang dilakukan anak-anak kita, termasuk bermain game online. Di situ, mereka juga ada sarana komunikasi chat," kata Mayndra dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (18/11/25).

Mayndra menerangkan, dari interaksi yang terbangun saat bermain game online itu, terduga jaringan terorisme kemudian membangun sebuah komunikasi.

Setelahnya, perekrut melakukan komunikasi yang lebih intens dengan anak melalui kanal yang lebih privat yakni grup di aplikasi pesan online.

"Lalu mereka dimasukkan kembali ke dalam grup yang lebih khusus, yang lebih terenkripsi, yang lebih tidak bisa terakses oleh umum," kata Mayndra.

--- Guche Montero

Komentar