EKONOMI Gairahkan Ekonomi Masyarakat Perbatasan, Gubernur Melki Luncurkan NTT Mart di Atambua 02 Dec 2025 09:30
"Belu adalah gerbang internasional Indonesia–Timor Leste. Produk UMKM harus memenuhi standar nasional dan internasional,” kata Gubernur Melki.
ATAMBUA, IndonesiaSatu.co-- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena l, meresmikan NTT Mart by Dekranasda Belu sebagai pusat pemasaran produk lokal.
Program tersebut dinilai bisa memperkuat ekosistem ekonomi masyarakat di perbatasan Indonesia–Timor Leste.
Acara peresmian berlangsung di Galeri Tenun Jalan Marsda Adi Sucipto, Haliwen, Atambua, Kabupaten Belu, Senin (1/12/2025).
Hadir pada acara ini Anggota DPRD NTT l, Agus Nahak; Bupati Belu, Willybrodus Lay; Wakil Bupati Belu, Vicente Hornai Gonsalves; Forkopimda Belu, Sekda Belu, Kadis Perindag NTT, Soni Libing; pimpinan perangkat daerah Belu, serta Kepala SMA Surya, Romo Benyamin Seran.
Gairahkan Ekonomi Masyarakat
Dalam sambutannya, Gubernur Melki mengataoaj bahwa NTT Mart merupakan bagian dari gerakan besar mendorong masyarakat NTT untuk bisa memproduksi dan mengonsumsi produk lokal secara konsisten.
“NTT Mart adalah gerakan agar masyarakat NTT mencintai, memproduksi, dan mengonsumsi produk lokal. Kalau barang ada di NTT, tidak perlu beli dari luar,” kata Gubernur.
Gubernur Melki menyebut, gagasan tersebut sejalan dengan kampanye nasional di masa Presiden Soeharto “Aku Cinta Indonesia” dan konsep Trisakti Presiden Soekarno yang menekankan kemandirian ekonomi.
Spirit tersebut kini diterjemahkan dalam gerakan “Aku Cinta Produk NTT”.
Gubernur Melki menekankan, produk lokal harus menjadi pilihan utama, sementara produk luar hanya pelengkap.
Walau demikian diakuinya tantangan terbesar UMKM di NTT adalah kontinuitas produksi.
“Banyak UMKM mampu memproduksi, tetapi tidak konsisten bulanan. Inilah yang membuat pasar kita tidak berkembang,” singgungnya.
Gubernur Melki mencontohkan, potensi olahan jantung pisang yang dapat menghasilkan nilai tambah tinggi jika diolah dan dikemas dengan baik.
Ia menekankan perlunya mengubah pola ekonomi lama “tanam–panen–jual mentahan” menjadi olah–kemas–jual, agar nilai ekonomi kembali kepada masyarakat.
Sebagai langkah memperkuat perputaran ekonomi lokal, Gubernur Melki mengumumkan kewajiban belanja produk lokal bagi ASN menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“ASN diwajibkan membeli minimal Rp 100 ribu produk dari NTT Mart. Dengan 4.000–5.000 ASN di Belu, ada potensi perputaran uang sekitar Rp 5 miliar dalam satu periode belanja,” bebernya.
Gubernur Melki menekankan bahwa kebijakan itu lazim diterapkan di negara maju untuk menggerakkan ekonomi lokal dan tidak membebani ASN, karena kebutuhan konsumsi tetap ada setiap akhir tahun.
Mantan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI itu lantas mengapresiasi inovasi pelajar SMK, termasuk kompor induksi buatan siswa SMK 4 Kupang yang akan didorong masuk ke NTT Mart.
Gubernur Melki juga meminta penguatan program One School One Product (OSOP) dan One Community One Product (OCOP) sebagai penggerak ekonomi dari akar rumput.
Sebagai wilayah perbatasan, singgung Gubernur, standar produk Belu harus lebih tinggi. Karena itu, pemerintah akan melibatkan Balai POM dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
“Belu adalah gerbang internasional Indonesia–Timor Leste. Produk UMKM harus memenuhi standar nasional dan internasional,” katanya.
Gubernur Melki juga mendorong agar kabupaten/kota perlu mengusulkan UMKM yang layak untuk memperoleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI, Bank Mandiri, maupun Bank NTT.
“Dana KUR nasional ratusan triliun harus dimanfaatkan untuk menggerakkan UMKM NTT. Masyarakat jangan takut mengakses modal,” katanya.
Gubernur Melki turut mengungkap rencana kerja sama antara Pemerintah Provinsi NTT dan Tiongkok, seperti pembangunan Pusat Bahasa Mandarin Indonesia Timur di Kupang, kerja sama sister city Belu–Jinggangshan, peluang investasi pengolahan kayu, serta pengembangan desa wisata.
Langkah Strategis
Bupati Belu, Willybrodus Lay, pada kesempatan itu mengatakan bahwa NTT Mart merupakan langkah strategis memperluas pemasaran produk lokal di perbatasan.
“Dengan penduduk NTT lima juta jiwa, sudah selayaknya hadir pasar modern khusus untuk produk lokal,” katanya.
Bupati Willybrodus menerangkan bahwa Atambua dipilih sebagai lokasi launching pertama karena berada di jalur utama perjalanan warga Timor Leste menuju Kupang.
“Setiap hari ada 5–7 bus dari Timor Leste yang selalu singgah makan siang di Atambua. Dengan kondisi ini, NTT Mart bisa menjadi pusat perhentian dan belanja produk lokal,” sebutnya.
Bupati Belum juga mengusulkan agar lokasi tersebut dikembangkan menjadi rest area perbatasan lengkap dengan pusat kuliner khas NTT.
--- Guche Montero
Komentar