KEUANGAN OJK Luncurkan Kampanye Nasional Berantas Scam, Kerugian Korban Tembus Rp4,6 Triliun 20 Aug 2025 18:59

JAKARTA, IndonesiaSatu.co – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) resmi meluncurkan Kampanye Nasional Berantas Scam dan Aktivitas Keuangan Ilegal di Jakarta, Selasa (19/8). Langkah ini diambil menyusul tren penipuan digital (scam) yang semakin marak dan merugikan masyarakat luas.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menegaskan, kampanye nasional ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antar-otoritas, meningkatkan literasi keuangan, sekaligus membangun ekosistem keuangan yang lebih aman dan inklusif. “Keberhasilan memberantas scam hanya bisa dicapai dengan sinergi yang kuat, literasi yang luas, serta komitmen ekosistem,” ujarnya.
Peluncuran dihadiri jajaran pimpinan OJK, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Kepala PPATK Ivan Yustiavandana, Kepala BSSN Nugroho Sulistyo Budi, Kepala BNPT Eddy Hartono, hingga Ketua AFTECH Pandu Sjahrir. Satgas PASTI sendiri melibatkan 21 kementerian/lembaga, termasuk BI, Kepolisian, Kejaksaan Agung, BIN, dan PPATK.
Berdasarkan data Indonesia Anti-Scam Center (IASC) per 17 Agustus 2025, tercatat 225.281 laporan scam diterima. Dari jumlah tersebut, 139.512 laporan masuk lewat pelaku usaha dan diteruskan ke IASC, sementara 85.769 laporan diajukan langsung oleh korban.
Hasil verifikasi mencatat 359.733 rekening terindikasi, dengan 72.145 di antaranya telah diblokir. Total kerugian korban mencapai Rp4,6 triliun, sementara dana yang berhasil diselamatkan melalui pemblokiran sebesar Rp349,3 miliar. “Angka ini menegaskan betapa seriusnya ancaman scam dan urgensi kolaborasi lintas otoritas,” kata Mahendra.
Tiga Pilar Kampanye
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku PUJK, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menekankan bahwa literasi publik adalah benteng utama melawan scam. Menurutnya, ada tiga pilar penting dalam kampanye nasional ini: sinergi lintas sektor, edukasi masyarakat, serta partisipasi aktif publik dalam gerakan anti-scam.
“Komitmen kolektif ini mendukung Asta Cita Pemerintah. Dengan Indonesia Anti-Scam Center, kita bisa memperkuat upaya preventif sekaligus penindakan,” ujarnya.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menambahkan, kolaborasi lintas lembaga yang terbangun sejak awal 2025 kini mulai membuahkan hasil. Ia mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati saat bertransaksi digital. “Kesadaran masyarakat tetap penting untuk melindungi diri, dan segera laporkan jika terjadi apa pun,” tegasnya.
Fokus Penindakan dan Kolaborasi Internasional
Kepala BSSN Nugroho Sulistyo Budi meminta korban untuk segera melapor karena transaksi dana digital berlangsung sangat cepat. “Jika terlambat, pelacakan sulit dilakukan. Karena itu laporan korban sangat penting,” jelasnya.
Sementara Kepala BNPT Eddy Hartono menyoroti kaitan scam dengan pendanaan terorisme. Ia menegaskan, keterlibatan BNPT dalam Satgas PASTI akan memperkuat mitigasi. “Hari ini kita tegaskan bersama, kampanye ini sejalan dengan RPJMN 2021–2029,” katanya.
Ketua AFTECH Pandu Sjahrir menyebut isu scam telah menjadi persoalan sosial besar yang hanya bisa diatasi dengan kolaborasi erat regulator, industri, dan pemerintah. “Ini terobosan penting. Media juga punya peran vital untuk memastikan gerakan ini terus berjalan,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, Satgas PASTI menetapkan empat langkah utama: pencegahan lewat literasi berkelanjutan, percepatan penanganan laporan dengan strategi co-location di IASC, penegakan hukum yang terintegrasi, serta kolaborasi internasional.
Rangkaian acara juga menghadirkan Seminar Internasional “Preventing and Combating Financial Scams”, dengan pembicara dari Singapore Police Force Anti-Scam Command dan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). OJK berharap forum ini dapat memperluas kerja sama global, mengadopsi praktik terbaik, serta memperkuat kapasitas nasional dalam menghadapi scam lintas batas. ***
--- Sandy Javia
Komentar