Breaking News

INTERNASIONAL Pengadilan AS: Tujuh Dokumen yang Disita dari Kediaman Trump Berlabel “Sangat Rahasia” 03 Sep 2022 11:35

Article image
Donald Trump saat masih menjabat sebagai presiden AS. (Foto: DPA via spiegel,de)
FBI menyita sejumlah dokumen penting yang ditengarai dibawa Trump dari Gedung Putih secara ilegal usai menjabat sebagai presiden AS.

PALM BEACH, IndonesiaSatu.co -- Otoritas pengadilan di Palm Beach, Amerika Serikat (AS), merilis daftar dokumen-dokumen yang disita dari kediaman mantan presiden AS Donald Trump di Mar-a-Lago Florida, di pada awal Agustus lalu.

Disitir dari Spiegel Online, Sabtu (3/9/2022), tujuh dari semua dokumen tersebut termasuk kategori “Sangat Rahasia”.

Donald Trump berada di bawah tekanan setelah tim khusus FBI menggerebek kediamannya di Mar-a-Lago pada 8 Agustus 2022.

Dalam aksi tersebut, FBI menyita sejumlah dokumen penting yang ditengarai dibawa Trump dari Gedung Putih secara ilegal usai menjabat sebagai presiden.

Pihak pengadilan Palm Beach menyatakan, dokumen-dokumen yang diumumkan terdiri dari tiga dokumen konfidensial, 17 dokumen rahasia, dan tujuh dokumen sangat rahasia.

Meski demikian, tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai dokumen-dokumen berlabel rahasia dan sangat rahasia itu.

Dalam razia di Mar-a-Lago, FBI menemukan pula berbagai file dan dokumen  milik negara yang mestinya diserahkan kepada sekretariat negara atau otoritas militer AS sebelum Trump mengakhiri masa jabatannya dan meninggalkan Gedung Putih pada Januari 2021.

Kementerian Kehakiman AS telah menggelar proses penyelidikan terkait dokumen-dokumen negara yang dibawa Trump dari Gedung Putih secara ilegal tersebut.

Sesuai aturan yang berlaku, setiap presidan AS yang mengakhiri masa jabatannya harus menyerahkan semua dokumen dan surat elektronik atau E-mails kepada otoritas arsip nasional.

Sementara itu, tim kuasa hukum Trump menyebut aksi penggerebekan atau razia yang dilakukan FBI di kediaman Trump di Mar-a-Lago sebagai tindakan yang “tidak perlu dan tidak memiliki dasar hukum”.

--- Henrico Penu