KEUANGAN OJK Ungkap Tiga Pilar Penguatan Pasar Modal: GCG, Inovasi, dan Modal yang Kokoh 19 Nov 2025 10:48
JAKARTA, IndonesiaSatu.co — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal menggelar CEO Networking 2025 sebagai momentum memperkuat ketangguhan Pasar Modal Indonesia menghadapi volatilitas global, sekaligus mendorong kontribusinya sebagai sumber pembiayaan pembangunan nasional.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menegaskan bahwa pasar modal harus mampu menjadi motor pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Menurutnya, ketidakpastian global saat ini telah membentuk “geopolitical new normal” yang menuntut strategi adaptif dari pelaku sektor jasa keuangan, dunia usaha, dan regulator.
“Pasar Modal Indonesia harus semakin tangguh menghadapi disrupsi global sekaligus mendorong transformasi ekonomi nasional melalui pembiayaan jangka panjang yang kredibel dan efisien,” kata Mahendra dalam acara bertema “Managing Global Trade and Empowering Business Strategy”, Selasa (18/11).
Mahendra menyampaikan bahwa penguatan pasar modal membutuhkan fondasi yang dibangun di atas tiga pilar utama: tata kelola perusahaan yang baik (GCG), inovasi berkelanjutan, dan struktur permodalan yang kuat.
“GCG memberi arah, inovasi memberi kecepatan, dan modal memberi tenaga. Ketiganya tidak bisa dipisahkan,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa GCG menjadi pondasi kepercayaan investor melalui transparansi dan akuntabilitas. Inovasi muncul melalui digitalisasi, efisiensi proses, dan layanan yang semakin inklusif. Permodalan kokoh diperlukan untuk memperluas ekspansi dan aktivitas bisnis di tengah volatilitas global.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman mengungkapkan perubahan perilaku investor dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pergeseran preferensi saham yang ditransaksikan. Kondisi ini membuat pasar semakin beragam dan membuka peluang bagi emiten untuk menjangkau basis investor baru.
Untuk menjaga likuiditas perdagangan, BEI mendorong emiten berpartisipasi dalam Program Liquidity Provider, yang bertujuan meningkatkan aktivitas transaksi sekaligus mendukung valuasi yang lebih wajar. “Dengan meningkatnya minat investor pada saham di luar indeks utama, Liquidity Provider menjadi instrumen penting agar saham tetap aktif diperdagangkan dan dipercaya pasar,” tutur Iman.
BEI juga menegaskan komitmen mendorong Pasar Modal Indonesia menjadi lebih inovatif, transparan, inklusif, dan terhubung global, agar dapat mengejar target masuk Top 10 Bursa Dunia berdasarkan kapitalisasi pasar.
CEO Networking 2025 menjadi ajang konsolidasi antara OJK, emiten, lembaga keuangan, manajer investasi, dan asosiasi industri untuk mendalami strategi penguatan ketahanan pasar modal, peningkatan pembiayaan jangka panjang, hingga adaptasi atas perubahan dinamika perdagangan internasional.
Acara ini merupakan bagian dari peringatan 48 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, dan dihadiri sekitar 460 CEO dari berbagai sektor.
Sejumlah pembicara hadir, antara lain: Masyita Crystallin, Direktur Jenderal Kerja Sama Keuangan dan Internasional Kemenkeu; Hery Gunardi, Presiden Direktur PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk; Aliyahdin Saugi, Presiden Direktur PT Allianz Global Investors AM Indonesia; Hilmi Panigoro, Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk (inspiring session).
Para pembicara menekankan pentingnya strategi global trade, penguatan ketahanan industri, inovasi operasional, serta investasi jangka panjang di tengah tensi perdagangan global yang terus berubah.
OJK berharap sinergi yang diperkuat melalui CEO Networking 2025 dapat mempercepat pertumbuhan Pasar Modal Indonesia serta meningkatkan kontribusinya bagi pembangunan ekonomi nasional. ***
--- Sandy Javia
Komentar