TAJUK Program Makan Bergizi Gratis Tidak Sebatas Statistik 23 Jul 2025 07:45

Lebih baik memastikan satu dapur MBG berjalan baik daripada mengejar pembukaan massif dapur MBG dengan berbagai risiko.
101 siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) harus dilarikan ke sejumlah rumah sakit setelah mengalami gejala keracunan, pada Selasa (22/7/2025). Kejadian ini terjadi akibat konsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah tersebut kemarin, Senin (21/7/2025).
Kasus di Kota Kupang tersebut semakin memperpanjang deretan kasus keracunan MBG di seluruh daerah.
Beberapa kasus yang dilaporkan terjadi di Waingapu, NTT, dengan 29 kasus; Kabupaten Batang, Jawa Tengah, dengan 60 kasus; Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan 165 kasus; dan Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, dengan 13 kasus.
Selain itu, ada juga laporan di Karanganyar, Jawa Tengah, dengan 3 kasus; Kota Bandung, Jawa Barat, dengan 585 kasus; Pali, Sumatera Selatan, dengan 173 kasus; dan Kota Bogor, Jawa Barat, dengan 223 kasus.
Badan Gizi Nasional (BGN) harus segera menindaklanjuti kasus keracunan MBG. BGN harus menemukan penyebab keracunan, dan segera menemukan solusi agar tidak terulangi lagi.
Pembelaan pemerintah bahwa kasus keracunan hanya sedikit sebaiknya tidak perlu dilakukan lagi. Meskipun sangat sedikit, keracunan makanan terkait dengan nyawa masa depan anak bangsa.
Selain itu, keberhasilan MBG tidak bisa hanya diukur dari jumlah penerima manfaat atau besaran anggaran yang disalurkan. Tetapi pemerintah harus memastikan sejauh mana program ini tepat sasaran, apakah pelaksanaannya berjalan baik, serta dampaknya terhadap anak-anak penerima.
Pemerintah tidak bisa hanya memakai alat ukur empiris untuk menjustifikasi keberhasilan program MBG. Kualitas pelaksanaan MBG harus dilihat dari outputnya untuk peningkatan motivasi belajar siswa dan pemenuhan gizi anak.
Sikap defensif terhadap kritik dan berbagai kasus yang terjadi dalam pelaksanaan MBG tidak akan menyelesaikan masalah. Keterbukaan dan gerak cepat BGN justru akan memperbaiki berbagai masalah yang timbul akibat BGN.
Selain meningkatkan kualitas penanganan medis yang tanggap, BGN harus fokus melakukan pencegahan dengan melakukan edukasi dan monitoring ketat terhadap higienitas makanan saat proses pengolahan dan penyajian, cara memilih bahan baku makanan yang sehat dan aman, serta penyimpanan dan distribusi yang sehat.
MBG tidak hanya sebatas angka statistik, tetapi merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih baik memastikan satu dapur MBG berjalan baik daripada mengejar pembukaan massif dapur MBG dengan berbagai risiko.
Salam Redaksi IndonesiaSatu.co
Komentar